SKK Migas pastikan sejumlah proyek jumbo hulu migas tetap berjalan



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) memastikan beberapa proyek hulu migas masih terus berjalan. 

Hal ini demi tercapainya target produksi minyak sebesar 1 juta barel per hari dan gas bumi sebesar 12 miliar standar kaki kubik per hari pada tahun 2030 nanti.

Deputi Operasi SKK Migas Julius Wiratno mengatakan, proyek-proyek besar di sektor hulu migas sejauh ini masih dalam tahap konstruksi, bahkan bebrapa di antaranya diperkirakan selesai pada tahun 2021. 


Baca Juga: Wamen BUMN Pahala: Holding Geothermal diisi PGE, Geo Dipa, dan PLN Geothermal

Salah satunya adalah Proyek Merakes yang digarap oleh Eni East Sepinggan. “Proyek ini kami harapkan bisa on stream di bulan April nanti dengan produksi gas 380—400 mmscfd,” ujar dia, Jumat (19/2).

Selain itu, ada pula proyek Jambaran Tiung Biru (JTB) yang tengah didorong SKK Migas dan pemerintah supaya bisa on stream di bulan November tahun ini. Proyek yang dikelola oleh PT Pertamina EP Cepu (PEPC) tersebut kelak akan memproduksi gas sebesar 350 mmscfd.

Dalam berita sebelumnya, Manajemen PEPC menyebut hingga Januari 2021, operasional drilling dan rigless completion telah dilaksanakan lebih cepat dari target semula.

Kemudian, SKK Migas juga tengah mengusahakan supaya Proyek Tangguh Train-3 yang digarap oleh BP Berau Ltd dapat segera on stream pada akhir tahun ini atau awal tahun depan. Proyek ini memang mengalami kendala dari sisi operasional seiring adanya pembatasan kegiatan akibat pandemi Covid-19.

Baca Juga: Bakal jadi terbesar di dunia, Holding BUMN panas bumi ditargetkan terbentuk tahun ini

“Proyek besar lainnya seperti Indonesia Deepwater Development (IDD) dan Blok Masela sedang proses diskusi business to business antara kontraktor dan mitra kerjanya,” sambung Julius.

Sekadar catatan, proyek IDD mengalami hambatan lantaran investor utamanya yaitu Chevron Pacific Indonesia dikabarkan hengkang. Padahal, proyek ini seharusnya ditargetkan on stream pada tahun 2025 mendatang.

Adapun untuk proyek Blok Masela, tantangan yang dihadapi lebih banyak berasal dari masalah di internal operator. Hal ini setelah salah satu investornya yaitu Royal Dutch Shell Plc memutuskan mundur dari proyek tersebut. 

Di tahun ini, proyek Blok Masela ditargetkan akan memasuki tahap survei motocean – onshore, survei G&G, dan pengurusan Amdal. Proyek ini ditargetkan on stream pada tahun 2027.

Selanjutnya: Pertamina Hulu Indonesia usulkan sejumlah insentif di sektor hulu migas

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Tendi Mahadi