SKK Migas: Pertamina bakal mengelola Blok Rokan sesuai rencana kerja semula



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) mengungkapkan proses pembahasan masih terus berlanjut.

Wakil Kepala SKK Migas Fatar Yani Abdurrahman menjelaskan, proses ini masih berlangsung guna memastikan kelanjutan investasi PT Chevron Pacific Indonesia pada Blok Rokan. "Masih proses, masih berlangsung," ujar Fatar kepada Kontan.co.id, Selasa (9/6).

Baca Juga: Pengembangan energi terbarukan tetap perlu dilakukan meski ada pandemi corona


Fatar menambahkan, meskipun Chevron hampir dipastikan akan tetap melanjutkan investasi, PT Pertamina yang bakal mengelola Blok Rokan tetap mempertahankan rencana kerja pada blok tersebut. Kendati demikian, Fatar belum mau merinci seputar kemungkinan perubahan investasi Chevron.

Dalam catatan Kontan, SKK Migas mengungkapkan Chevron bakal mengebor sebanyak 104 sumur hingga 2021 mendatang. Fatar kala itu bilang, pengeboran direncanakan akan dimulai bertahap pada November tahun ini.

"Kami mengambil opsi business to government antara Chevron dengan SKK Migas. Opsinya Chevron tetap melakukan investasi pada 2020-2021. Disamping investasi untuk work over, ditambah pula dengan pengeboran sumur baru pada 2020 sebanyak 11 sumur dengan investasi US$ 11 juta," ujar Fatar ketika dikonfirmasi Kontan.co.id, Senin (20/4).

Pengeboran oleh Chevron di tahun ini bakal menggunakan dua rig. Untuk itu, kedua belah pihak kini tengah menuntaskan urusan administrasi demi memuluskan rencana pengeboran. Adapun, SKK Migas memastikan investasi yang digelontorkan oleh Chevron akan dikembalikan sepenuhnya oleh pemerintah sebelum alih kelola terjadi.

Baca Juga: Realisasi produksi migas masih di bawah target APBN 2020 meskipun Mei naik

Adapun, pengeboran pada 2021 mendatang akan dilakukan sebanyak 93 sumur dengan lima rig serta nilai investasi mencapai US$ 152 juta. "Investasinya ini dihitung saat harga minyak tinggi. Mudah-mudahan biaya dengan harga minyak sekarang bisa berkurang," ungkap Fatar.

Fatar melanjutkan, lewat sejumlah upaya pengeboran tersebut, pihaknya berharap angka produksi dapat tetap terjaga. Adapun, estimasi penambahan produksi di tahun 2020 mencapai 3.000 barel per hari (bph) dan di tahun depan bertambah menjadi 9.000 bph. Total tambahan produksi harian dari estimasi tersebut dapat berkontribusi sekitar 5.000 bph.

"(Jumlah itu) sudah cukup membantu penurunan produksi di Rokan. Harapannya saat alih kelola nanti Agustus 2021 kita bekerja transisi dari sekarang sehingga Pertamina meningkatkan rig minimal 13 rig di Agustus sehingga ada tambahan 100 sumur hingga 2021," terang Fatar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Handoyo .