SKK Migas: Realisasi investasi hulu migas di semester I 2021 masih jauh dari target



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) tetap optimistis capai realisasi investasi hulu migas US $ 12,38 miliar di sepanjang tahun ini. Asal tahu saja, pada semester I 2021 realisasi investasi hulu migas masih jauh dari target yaitu baru tercapai US$ 4,92 miliar atau 39,7% dari target tahun. 

Ada sejumlah tantangan yang harus dihadapi sektor hulu migas di paruh pertama tahun ini, seperti  penurunan harga minyak pada tahun lalu membuat keuangan KKKS terganggu sehingga investasi yang dikucurkan pun tak sebesar yang diharapkan. 

Selain itu, perhatian ke sektor energi baru dan terbarukan (EBT) juga turut mempengaruhi investasi ke sektor migas. Faktor lainnya adalah perkembangan pandemi Covid-19 yang membuat kontraktor melihat lebih jauh dampak yang mungkin timbul. 


Meskipun realisasi investasi hulu migas di semester I 2021  masih jauh dari target, Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas), Dwi Soetjipto menegaskan pihaknya tetap optimistis dengan target investasi hulu migas US$ 12,38 miliar sampai dengan tutup tahun 2021. 

"Target secara resmi tidak kami ubah. Memang investasi itu sangat tergantung pada upaya pemerintah memperbaiki iklim investasi.  Nah, ini kan terus bergerak upaya-upaya untuk  perbaiki iklim investasi dari sisi birokrasi, insentif, dan lain sebagainya," jelasnya saat ditemui Kontan.co.id di Surakarta, Jumat (17/9). 

Baca Juga: Pertamina siap dorong investasi demi capai target produksi migas di 2030

Dwi yakin, implementasi Undang-Undang No 2 tahun 2020 mengenai perpajakan akan lebih menarik minat KKKS dalam merealisasikan investasi di hulu migas. "Saya melihat ini gambaran mengenai kemauan orang untuk ngebor," ujarnya. 

Dia memaparkan, jika tahun lalu hanya 240 sumur dengan investasi US$ 10 miliar, tahun ini SKK Migas mengharapkan pengeboran sumur bisa naik dua kali lipat menjadi 550 hingga 600 sumur. "Mestinya untuk mencapai investasi lebih besar dibanding tahun lalu, US$  12 miliar bisa tercapai," tandasnya. 

Sebagai informasi, hulu migas masih memiliki prospek yang cukup baik ke depannya. Indonesia memiliki 128 cekungan migas di mana 20 diantaranya sudah berproduksi, 27 telah ditemukan namun belum berproduksi, 13 belum ditemukan dan 68 belum dilakukan pemboran. 

Dwi mengatakan, dengan adanya potensi yang masih besar ini diharapkan investor yang hadir juga cukup besar. SKK Migas memperkirakan investasi hulu migas sampai dengan 2030 sebesar US$ 187 miliar. 

Target investasi hulu migas ini sejalan dengan target Indonesia yang ingin mencapai peningkatan produksi migas di 2030. Perinciannya, produksi minyak bisa mencapai 1 juta barrel per hari dari yang saat ini baru 700.000 barrel perhari. Adapun produksi gas juga akan meningkat menjadi 12 miliar kaki kubik per hari (BSCFD) dari yang saat ini baru di posisi 5,6 miliar kaki kubik per hari. 

Dwi mengatakan, kenaikan target produksi ini cukup tajam jika dibandingkan dari produksi migas yang 20 tahun belakangan mengalami decline. Untuk mencapai target tersebut, SKK Migas telah menetapkan rencana strategis (renstra) melalui 3 target, yakni peningkatan produksi, multiplier effect, dan lingkungan melalui penurunan emisi karbon. 

Selanjutnya: Terbitnya PP No 93 tahun 2021 akan berdampak positif bagi iklim investasi hulu migas

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Handoyo .