KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) menegaskan pasokan gas untuk Pabrik PT Pupuk Iskandar Muda 1 (PIM 1) aman dan tersedia di tahun 2023. Hal ini menyusul pernyataan Menteri BUMN Erick Thohir yang mengatakan, PIM 1 kembali mengalami kesulitan pasokan gas dan terancam berhenti produksi di awal tahun depan. “Terus terang kami juga masih kesulitan gas, ini Januari tahun depan bisa mati lagi kalau gasnya belum dapat lagi. Memang kita sedang fokus di situ,” jelasnya dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) bersama Komisi VI DPR RI, Senin (5/12).
Baca Juga: SKK Migas: Pasokan Gas Untuk Industri Pupuk di 2023 Bisa Dipenuhi Dari Dalam Negeri Erick bilang pemerintah sedang mendorong dan memastikan pabrik PIM 1 tetap produksi. Asal tahu saja, PIM 1 sempat tidak beroperasi selama 10 tahun karena kendala pasokan gas dan faktor teknis lainnya. Kemudian, pabrik ini kembali beroperasi (reaktivasi) di awal tahun 2022. Produsen pupuk yang berbasis di Lhoksemauwe ini berhasil melakukan reaktivasi pabrik amoniak PIM 1 pada akhir Januari 2022 yang dilanjutkan dengan hidupnya lagi pabrik urea pada awal Februari. Pabrik ini mempunyai kapasitas produksi 570.000 ton per tahun. Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto menjelaskan pasokan gas di dalam negeri tersedia dan tidak ada masalah. “Volumenya ada tinggal bagaimana mengatur kapan kebutuhannya, kapan gasnya tersedia kan tinggal diintegrasikan itu, dan itu engga sulit,” jelasnya saat ditemui di Kementerian ESDM, Jumat (9/12). Deputi Keuangan dan Komersialisasi SKK Migas Kurnia Chairi menyatakan, pasokan gas untuk PIM 1 yang baru di-reaktivasi telah terpenuhi kebutuhan gasnya hingga Desember 2022. Untuk kebutuhan tahun 2023, semula PIM merencanakan melalui impor, namun tingginya harga internasional saat ini dapat membuat proyek menjadi tidak ekonomis. Untuk itu, berdasarkan neraca gas Indonesia tahun 2023, kebutuhan volume pasokan gas PIM 1 sekitar 55 MMSCFD dapat dipenuhi dari potensi uncommitted kargo tahun 2023 sebanyak 9 kargo, yang bisa digunakan antara lain untuk memenuhi kebutuhan gas PIM 1 yang berkisar 5 kargo. Jumlah uncommitted kargo tersebut, belum termasuk potensi tambahan pasokan gas dari Tangguh Train 3 yang akan melakukan proses decommissioning pada awal tahun depan.
Baca Juga: SKK Migas Sebut Kolaborasi Para Stakeholder Jadi Kunci Jaga Ketahanan Energi Nasional “Sebelumnya, pada saat pabrik PIM 1 dilakukan pengujian re-aktivasi tahun ini, kami telah memenuhi kebutuhan pasokan gas saat itu sesuai pengajuan yang diberikan kepada SKK Migas sebesar 2 kargo,” ujarnya. Kurnia bilang jika tahun 2023 membutuhkan gas, dapat dipenuhi dari uncommitted kargo Karena uncommitted kargo masih lebih besar dibandingkan kebutuhan PIM 2. Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif saat ditemui di Kementerian ESDM menyatakan pasokan gas ke PIM 1 sebetulnya direncanakan dari hasi produksi kilang Tangguh Train 3 yang akan beroperasi di semester I 2023. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Herlina Kartika Dewi