SKK Migas Ungkap Kendala Belum Optimalnya Produksi Migas



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) menyatakan produksi minyak dan gas (migas) nasional belum mendapatkan hasil optimal sesuai target yang telah ditetapkan.

Kepala Divis Program dan Komunikasi SKK Migas Hudi D. Suryodipuro mengatakan,  produksi migas yang belum optimal disebabkan oleh berbagai kendala termasuk pandemi Covid-19.

Selain itu, reliability fasilitas produksi yang tidak optimal karena sudah tua sehingga sering terjadi kebocoran, keterlambatan membangun infrastruktur industri hulu migas dan sebagainya.


Namun, SKK Migas bersama Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) di tengah berbagai kendala dan tantangan yang ada, terus melakukan upaya-upaya terbaik (best effort) untuk dapat mengoptimalkan produksi migas nasional untuk mencapai target jangka pendek, sekaligus menjadi pondasi untuk mendukung pencapaian target jangka panjang.

Baca Juga: Banjir Sempat Jadi Kendala, SKK Migas Sebut Produksi Minyak Mulai Pulih

Hudi menuturkan, industri hulu migas sangat terdampak dengan adanya pandemi Covid-19 yang menyebabkan tidak hanya operasional hulu migas yang tidak optimal karena adanya pembatasan-pembatasan mobilitas, investasi hulu migas saat pandemi juga menurun sehingga terjadi GAP yang cukup signifikan dengan target investasi pada program long term plan (LTP) yang telah disusun.

“Industri hulu migas memiliki cycle yang panjang sekitar 7 (tujuh) tahun sejak ditemukannya lapangan migas hingga dapat diproduksi. Ketika terjadi pandemi, dan investasi menurun tentu cycle akan bertambah panjang. Meski pandemi Covid-19 sudah berakhir, dampaknya terhadap kinerja dan operasional hulu migas masih dirasakan”, terang Hudi dalam keterangan resmi, Rabu (24/4).

Baca Juga: SKK Migas Yakin Target Investasi Hulu Migas US$ 17,7 Miliar Tahun Ini Tercapai

Menurut Hudi, beberapa lapangan yang menjadi kontributor produksi cukup signifikan memiliki fasilitas yang sudah tua. Semisal, fasilitas di PHE ONWJ yang sudah ada sejak tahun 1966 dan terus digunakan hingga saat ini, atau sudah berusia sekitar 58 tahun.

Untuk itu, Hudi menjelaskan bahwa SKK Migas dan KKKS melakukan upaya terbaik agar fasilitas yang sudah tua tersebut dapat beroperasi secara maksimal.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Handoyo .