KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) menghadapi kendala dalam mencapai target lifting minyak nasional. SKK Migas mencatat produksi rata-rata harian minyak sebesar 580.224 barel per hari sepanjang 2024, meleset dari target lifting minyak di APBN 2024 sebesar 653 ribu bph. Adapun, pada tahun 2025, SKK Migas menetapkan target lifting sebesar 1.610 ribu barel setara minyak per hari (BOEPD). Angka ini mencakup produksi minyak sebesar 605 ribu barel per hari (BOPD) serta gas bumi sebesar 1.005 ribu BOEPD, sesuai proyeksi dalam APBN. Kepala SKK Migas Djoko Siswanto mengungkapkan sejumlah faktor target lifting minyak tak tercapai, mulai dari kondisi sumur yang tua hingga perizinan yang rumit. Salah satu tantangan terbesar adalah fasilitas upstream yang sudah berumur, terutama yang dimiliki oleh Pertamina. Banyak infrastruktur produksi, seperti pipa di offshore, mengalami kebocoran akibat karat.
SKK Migas Ungkap Kendala Capai Target Lifting Minyak
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) menghadapi kendala dalam mencapai target lifting minyak nasional. SKK Migas mencatat produksi rata-rata harian minyak sebesar 580.224 barel per hari sepanjang 2024, meleset dari target lifting minyak di APBN 2024 sebesar 653 ribu bph. Adapun, pada tahun 2025, SKK Migas menetapkan target lifting sebesar 1.610 ribu barel setara minyak per hari (BOEPD). Angka ini mencakup produksi minyak sebesar 605 ribu barel per hari (BOPD) serta gas bumi sebesar 1.005 ribu BOEPD, sesuai proyeksi dalam APBN. Kepala SKK Migas Djoko Siswanto mengungkapkan sejumlah faktor target lifting minyak tak tercapai, mulai dari kondisi sumur yang tua hingga perizinan yang rumit. Salah satu tantangan terbesar adalah fasilitas upstream yang sudah berumur, terutama yang dimiliki oleh Pertamina. Banyak infrastruktur produksi, seperti pipa di offshore, mengalami kebocoran akibat karat.