KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) menyatakan pada pertengahan Juli 2024, Lapangan Banyu Urip milik raksasa migas asal Amerika Serikat, ExxonMobil Cepu Limited (EMCL) mengalami kehilangan minyak sebanyak 7.000 BOPD. Kepala Divisi Program dan Komunikasi SKK Migas Hudi D. Suryodipuro mengatakan, Lapangan Banyu Urip mengalami kenaikan Gas Oil Ratio (GOR) dan kenaikan water cut yang menyebabkan Loss Production Opportunity (LPO) sehingga produksi EMCL tidak lagi sustain berproduksi di rate 150 MBOPD. Hudi menjelaskan, kenaikan GOR ini kondisi di mana ratio poduksi gas semakin meningkat dibandingkan produksi minyak, dan kenaikan water cut adalah kondisi di mana kandungan jumlah air terproduksi semakin tinggi dibandingkan dengan produksi minyak.
SKK Migas Ungkap Penyebab Turunnya Produksi Exxonmobil sebesar 7.000 Bopd
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) menyatakan pada pertengahan Juli 2024, Lapangan Banyu Urip milik raksasa migas asal Amerika Serikat, ExxonMobil Cepu Limited (EMCL) mengalami kehilangan minyak sebanyak 7.000 BOPD. Kepala Divisi Program dan Komunikasi SKK Migas Hudi D. Suryodipuro mengatakan, Lapangan Banyu Urip mengalami kenaikan Gas Oil Ratio (GOR) dan kenaikan water cut yang menyebabkan Loss Production Opportunity (LPO) sehingga produksi EMCL tidak lagi sustain berproduksi di rate 150 MBOPD. Hudi menjelaskan, kenaikan GOR ini kondisi di mana ratio poduksi gas semakin meningkat dibandingkan produksi minyak, dan kenaikan water cut adalah kondisi di mana kandungan jumlah air terproduksi semakin tinggi dibandingkan dengan produksi minyak.