Skuadron pertama jet tempur F-16 paling canggih Taiwan terbentuk, siap hadapi China



KONTAN.CO.ID - CHIAYI. Presiden Taiwan Tsai Ing-wen memuji kerjasama militer dengan Washington pada Kamis (18/11), saat ia meresmikan skuadron pertama jet tempur F-16 yang ditingkatkan dengan bantuan AS.

Peresmian skuadron pertama jet tempur F-16 paling canggih Taiwan, F-16V berlangsung pada Kamis (18/11) di sebuah pangkalan udara di Kota Chiayi, Taiwan Selatan.

Tsai mengatakan, proyek peningkatan jet tempur F-16 tersebut menunjukkan komitmen kuat dari kemitraan Taiwan-AS.


"Saya percaya, selama kita mematuhi nilai-nilai demokrasi dan kebebasan, akan ada lebih banyak negara yang berpikiran sama berdiri di depan yang sama dengan kita," katanya didampingi Direktur Institut AS di Taiwan Sandra Oudkirk, seperti dikutip Reuters.

Amerika Serikat tidak memiliki hubungan diplomatik resmi dengan Taiwan, tetapi merupakan pendukung internasional utama dan pemasok senjata pulau itu, yang membuat marah China.

Baca Juga: AS ambil tindakan untuk bela Taiwan, Australia siap bergabung

Ugrade F-16 senilai NT$ 110 miliar (US$ 3,96 miliar) dipimpin oleh pabrikan Lockheed Martin dan Pengembangan Industri Dirgantara Taiwan (AIDC), sekaligus merupakan contoh terbaru kerjasama militer antara Washington dan Taipei.

Taiwan telah mengubah 141 jet tempur F-16A/B menjadi tipe F-16V, 64 di antaranya telah ditingkatkan. Taipe juga memesan 66 jet tempur F-16V baru, yang memiliki sistem avionik, senjata, dan radar baru.

F-16V bisa membawa rudal udara-ke-udara AIM-9X Sidewinder canggih buatan Raytheon Technologies. Tsai menyebutkan, semakin banyak F-16V yang bergabung dengan militer, pertahanan Taiwan akan "lebih kuat".

AS pada 2019 menyetujui penjualan jet tempur F-16 senilai US$ 8 miliar ke Taiwan, kesepakatan yang akan membawa armada F-16 pulau itu menjadi lebih dari 200 unit, terbesar di Asia.

China telah mengumumkan sanksi terhadap Lockheed Martin karena menjual senjata ke Taiwan.

Selanjutnya: Presiden Tsai benarkan tentara AS berlatih dengan militer Taiwan, China bisa marah

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: S.S. Kurniawan