KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Sky Energy Indonesia Tbk (JSKY) membidik pertumbuhan pasar ekspor yang cukup signifikan di tahun depan. Pihaknya menargetkan penjualan ekspor Sky Energy dapat tumbuh hingga dua kali lipat dari tahun sebelumnya. Direktur Utama Sky Energy Christoper Liawan mengatakan, penjualan ekspor diproyeksikan dapat mencapai Rp 325 miliar pada tahun 2022 mendatang. Capaian ini lebih tinggi 258,64% dari target yang dibidik di tahun ini sebesar Rp 90,62 miliar. "Saya berharap di 2022 kami bisa kembali ke kondisi sebelum pandemi, bahkan mungkin saya targetkan penjualan kami bisa melewati penjualan sebelum pandemi," ungkap Christoper, dalam Paparan Publik Virtual, Rabu (22/12).
Adapun, hingga September tahun ini, realisasi penjualan JSKY tercatat mencapai Rp 117,76 miliar. Menyusut 38% dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 189,96 miliar. Di mana, kontribusi penjualan lokal senilai Rp 66,40 miliar dan penjualan ekspor Rp 51,36 miliar.
Baca Juga: Totalindo Eka Persada (TOPS) Meraih Laba Bersih Rp 718 Juta di Kuartal III-2021 Dia melanjutkan, optimisme JSKY terhadap pengembangan pasar ekspor didasari oleh beberapa katalis positif. Pertama, adanya
anti dumping atas barang-barang China yang akan masuk ke pasar Amerika Serikat. "Otomatis membuat produk kami bisa masuk dengan maksimum harga yang lebih
profitable dari sebelumnya, karena ada selisih 15% (karena ada tambahan 15% untuk barang China yang masuk ke Amerika Serikat). Itu keuntungan bagi kami, kenapa produk JSKY lebih bisa masuk ke pasar-pasar di Amerika Serikat," lanjut Christoper. Di sisi lain, tanpa adanya
anti dumping tersebut sebenarnya produk-produk JSKY sudah bisa diterima dan mampu bersaing di pasar Amerika Serikat sejak tahun 2013. Baik itu secara harga maupun kualitas. Sehingga, isu
anti dumping ini dapat menjadi nilai tambah bagi potensi peningkatan penjualan JSKY di pasar ekspor ke depan. Kedua, regulasi dari Eropa mengenai
PV installation dan juga subsidi dari pemerintah. Menurut Christoper, semenjak pandemi, tren
green energy dan isu lingkungan semakin menjadi perhatian bagi sejumlah wilayah, termasuk negara-negara di Eropa. Dengan begitu, potensi pasar di negara Eropa sangatlah besar ke depannya, lantaran masing-masing dari pemerintah juga sudah mulai fokus kepada pengembangan green energy.
Baca Juga: PP Properti (PPRO) Siapkan Belanja Modal Rp 441 Miliar untuk 2022 Lalu terakhir, JSKY juga kini tengah berupaya melengkapi berbagai sertifikasi untuk produk mereka, sehingga dapat lebih bersaing di pasar ekspor, tak hanya dari sisi harga, namun juga kualitas produk. "Sehingga sertifikasi kami jauh lebih dilengkapi saat ini, kami punya
planning sertifikasi UL dan IEC. Dengan sertifikasi menunjukkan bahwa produk kami memiliki standar internasional dan kualitas sangat baik juga dengan harga kompetitif," jelas Christoper. Sebagai informasi, dari sisi
bottom line, Sky Energy tercatat membukukan laba neto tahun berjalan sebesar Rp 1,90 miliar di kuartal III-2021, atau menurun dibandingkan kuartal III-2020 yang mencapai Rp 17,14 miliar. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Tendi Mahadi