KONTAN.CO.ID-JAKARTA. PT Sky Energy Tbk (JSKY) bakal mengandalkan pasar ekspor dalam memacu penjualan tahun ini. Target pasar utamanya meliputi Amerika Serikat (AS), Kanada, dan Jepang. Menurut proyeksi Direktur Utama JSKY, Jung Fan,kontribusi penjualan ekspor bakal berkontribusi sekitar 80% dari total penjualan JSKY tahun ini. Sisanya menyasar pasar domestik dengan porsi sekitar 20%. “Untuk saat ini kami menargetkan tetap di pasar ekspor sambil melihat perkembangan market lokalnya. Kami harapkan ke depan ekspor dan impor bisa seimbang,” ujarnya kepada Kontan.co.id, Senin (22/1).
Bukan tanpa alasan JSKY mengandalkan pasar AS, Kanada, dan Jepang. Jung Fan bilang, volume permintaan panel surya di AS, Kanada, dan Jepang terus bertumbuh dari tahun ke tahun berdasarkan database manajemen.
Baca Juga: Sky Energy (JSKY) akan Sesuaikan Rencana Bisis Setelah Revisi Beleid PLTS Atap Jalan Di sisi lain, terkhusus Jepang, permintaan panel surya yang bisa dikustomisasi terus berkembang. Kebutuhan tersebut, menurut Jung Fan, cocok dengan JSKY yang memang melayani permintaan panel surya
custom. "Kami sudah memulai penjajakan dan pengembangan produk lebih dari dua tahun terakhir dan tahun 2024 ini saatnya untuk mengirimkan produk-produk
custom tadi,” tuturnya. JSKY sudah menyiapkan strategi untuk memacu kinerja penjualan. Tanpa menyebutkan angka, Jung Fan berujar, JSKY mengalokasikan dana untuk pengembangan produk spesifik dan modal kerja untuk peningkatan volume produksi. Sumber pendanaannya mengandalkan kas internal perusahaan. Strategi lainnya, JSKY juga berencana melakukan beberapa sertifikasi. Dengan begitu, produk-produk JSKY bisa memiliki standar spesifikasi yang diperlukan dan semakin memperoleh kepercayaan dari pelanggan. “Dengan kapasitas JSKY saat ini, kami optimis bisa mencapai revenue di range Rp 130 miliar-Rp 150 miliar,” tandas Jung Fan.
Sedikit informasi, menukil Laporan Tahunan JSKY, pendapatan JSKY selama beberapa terakhir, yakni pada periode 2018-2021, adalah sebesar Rp 424,70 miliar di 2018, Rp 382,77 miliar di 2019, Rp 200,25 miliar di 2020, dan Rp 148,29 miliar di 2021.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Khomarul Hidayat