JAKARTA. PT SL Agro Industry akan menanamkan investasi senilai total US$ 20 juta atau sekitar Rp 194 miliar (kurs dolar AS Rp 9.700), untuk mengembangkan industri kehutanan. Selain membangun pabrik bahan bakar serbuk kayu atau wood pellet, SL Agro akan menggunakan dana tersebut untuk membangun dan membuka kebun seluas 5.000 hektare (ha) di Pelaihari, Kalimantan Selatan. Mohammad Akbariah, Direktur Utama SL Agro Industry mengatakan, perusahaannya juga akan membangun pembangkit listrik berkapasitas 2 x 10 megawatt (MW) untuk menunjang industri wood pellet atau pelet kayunya. "Semua investasi di Kalimantan," katanya kepada KONTAN, akhir pekan lalu. Mohammad merinci, dari jumlah investasi itu, sebanyak US$ 4,5 juta untuk membangun pabrik pelet kayu dan US$ 2 juta-US$ 5 juta untuk penanaman pohon. Sedangkan sisa senilai US$ 10,5 juta untuk membangun pembangkit listrik.
SL Agro investasi US$ 20 juta di sektor kayu
JAKARTA. PT SL Agro Industry akan menanamkan investasi senilai total US$ 20 juta atau sekitar Rp 194 miliar (kurs dolar AS Rp 9.700), untuk mengembangkan industri kehutanan. Selain membangun pabrik bahan bakar serbuk kayu atau wood pellet, SL Agro akan menggunakan dana tersebut untuk membangun dan membuka kebun seluas 5.000 hektare (ha) di Pelaihari, Kalimantan Selatan. Mohammad Akbariah, Direktur Utama SL Agro Industry mengatakan, perusahaannya juga akan membangun pembangkit listrik berkapasitas 2 x 10 megawatt (MW) untuk menunjang industri wood pellet atau pelet kayunya. "Semua investasi di Kalimantan," katanya kepada KONTAN, akhir pekan lalu. Mohammad merinci, dari jumlah investasi itu, sebanyak US$ 4,5 juta untuk membangun pabrik pelet kayu dan US$ 2 juta-US$ 5 juta untuk penanaman pohon. Sedangkan sisa senilai US$ 10,5 juta untuk membangun pembangkit listrik.