KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Siapa yang tak kenal Slank? Grup musik legendaris yang digawangi Bimbim,Kaka,Ridho, Abdee dan Ivanka. Sudah tak terhitung lagi berbagai penghargaan yang pernah diterima hingga lagu-lagu hitsnya. Setiap mengadakan konser, para fans dengan sebutan Slankers pasti membludak untuk menyaksikan penampilan Slank. Namun ketika menyebut nama Slankafe, pasti banyak masyarakat yang baru pertama kali mendengar kata tersebut. Bila merujuk kata Slankafe, pasti yang ada di benak adalah kafe bernuansa Slank atau kafe milik Slank. Jawabannya adalah perpaduan keduanya. Slankafe merupakan kafe milik Slank yang menyajikan menu dan konsep bernuansa Slank.
Slankafe merupakan bisnis terbaru dari Slank di ranah industri non-musik. Sebelumnya Slank juga telah meluncurkan bisnis lainnya yaitu Slankopi. Lewat Slankafe, Slank coba tawarkan sajian kopi premium berkualitas namun dengan harga yang terjangkau. Biji kopi yang digunakan di Slankafe adalah varietas Blend Arabica Aceh Gayo dan Robusta Wonosobo. “Slank memutuskan mendirikan Slankafe didasari atas cita-cita dari Slank yang ingin membuka lapangan pekerjaan bagi orang lain. Sementara kopi dipilih karena para personil Slank sendiri memang penggemar berat kopi. Slank hanya menjalankan bisnis yang inline dengan kesukaan mereka,” ujar manajemen Slank kepada Kontan.co.id. Pendirian Slankafe ini juga didasari atas keinginan dari Slank untuk memiliki basecamp baru di luar Gang Potlot. Pihak manajemen Slank mengaku Slankafe adalah tempat baru untuk kumpulnya personil Slank sembari menikmati Kopi dan bercengkrama dengan Slankers (sebutan fans Slank) yang datang. Jadi berbagai kegiatan Slank kini lebih banyak digelar di Slankafe ketimbang Gang Potlot. Kafe yang terletak di Jalan Fatmawati No 17B ini menghadirkan nuansa bertemakan Slank, mulai dari menu hingga ornamen foto-foto Slank di dalam kafenya. Minuman dan makanan yang disajikan pun menggunakan nama yang diambil dari judul lagu Slank. Misalnya, Mawar Merah (Espreso dengan sirup mawar merah dan susu) hingga Terlalu Manis untuk Dilupakan (Espreso dengan gula aren dan susu). Pihak Slank optimistis bahwa lini bisnis barunya ini akan punya potensi yang menjanjikan ke depannya. Hal ini didasari dari tingginya antusiasme pengunjung kafe yang selalu memadati Slankafe setiap harinya. Selain itu faktor harga yang terbilang lebih terjangkau juga menjadi salah satu nilai jual dari Slankafe. “Padahal kami ini masih
soft opening pada 22 Februari kemarin, tapi pengunjung sudah ramai dan permintaan terus datang. Pengunjung bukan hanya Slankers, masyarakat umum juga banyak. Oleh sebab itu kami juga ada rencana untuk segera melakukan ekspansi berupa membuka gerai Slankafe yang bersifat pick up point di sekitaran Jakarta,” ujar Manajemen Slank.
Lebih lanjut, Slank juga yakin bahwa bisnisnya kali ini bukanlah bisnis yang ajimumpung dan akan booming dalam waktu sekejap lalu meredup. Sebab Slankafe bukan hanya sebatas tempat bisnis, melainkan basecamp bagi Slank dan Slankers itu sendiri. Sehingga selama Slank masih berdiri, Slankafe juga akan tetap masih berdiri. Menanggapi mengenai kemungkinan kembali membuka lini bisnis lain di jalur non-musik, Slank tak menampik adanya kemungkinan tersebut. “Untuk saat ini sudah ada rencana dan sedang dalam tahap pembahasan, jadi masih belum bisa bicara banyak. Tunggu saja nanti ketika sudah resmi launching,” ujarnya. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Yudho Winarto