SLJ Global perkirakan permintaan kayu lapis berkurang di akhir tahun, ini sebabnya



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Emiten sektor kayu PT SLJ Global Tbk (SULI) mencatat kinerja yang cukup cerah di kuartal III-2018. Meski begitu, ke depan kinerja penjualan diperkirakan bakal turun lantaran berkurangnya permintaan.

David, Vice President SLJ Global (SULI) menyampaikan, kinerja emiten hingga September 2018 lalu terdorong kuat berkat penjualan hingga tengah tahun yang sangat positif. "Seasonal permintaan agak berkurang di akhir tahun, tapi kita sudah mengalami kenaikan penjualan sangat signifikan hingga tengah tahun," katanya kepada Kontan.co.id, Senin (12/11). 

Namun David enggan merinci target pendapatan maupun laba perusahaan akhir tahun.


Penurunan penjualan di akhir tahun ini disebabkan turunnya permintaan yang merupakan normal pada periode tersebut. Apalagi seiring penurunan permintaan ini, harga produk juga ikut turun. Alasan lainnya adalah lantaran klien utama SULI, yakni Amerika Serikat sudah memiliki stok kayu plywood ukuran jumbo sejak tengah tahun ini.

David menyampaikan produk unggulan SULI adalah kayu plywood ukuruan jumbo yang sangat diminati oleh pasar Amerika Serikat untuk membangun mobil recreational van (RV). Karena mampu mencapai spesifikasi ini, SULI memfokuskan pasar ekspor mereka ke AS dan sebagian ke Korea Selatan.

"Kita tidak terlalu fokus ke pasar Eropa karena pangsanya tidak besar dan cost freight-nya besar, apalagi pasar AS sangat sudah sangat besar," kata David.

Porsi penjualannya adalah 95% ekspor dan sisanya untuk pengadaan dalam negeri. Asal tahu saja, selain kayu plywood ukuran jumbo, SULI juga memproduksi kayu plwood ukuran normal, kayu untuk flooring, dan marine plywood.

Mengutip laporan keuangan SULI, hingga kuartal III-2018 mencapai US$ 71,87 juta, naik 49,79% dari periode sama tahun lalu di US$ 47,98 juta. Pendapatan SULI utamanya disokong oleh penjualan ekspor yang memberi kontribusi penjualan sebesar US$ 64,45 juta melonjak 56,74% dari September 2017 yang sebesar US$ 41,12 juta. Sedangkan penjualan dalam negeri senilai US$ 7,42 juta, naik 8,16% dari periode yang sama tahun lalu US$ 6,86 juta.

Lebih rinci mengenai kinerja ekspornya, penjualan paling besar adalah kayu lapis senilai US$ 64,27 juta naik 58,5% dari periode yang sama tahun lalu sebesarUS$ 40,55 juta. Kemudian penjualan kayu lapis olahan senilai US$ 182.914 turun drastis 68,04% dari September 2017 sebesar US$ 572.349.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Herlina Kartika Dewi