SLJ Global (SULI) akui ekspor kayunya ke Eropa kecil, ini kendalanya



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Emiten produsen kayu lapis, PT SLJ Global Tbk (SULI) mengakui ada sejumlah kendala yang membuat ekspor ke Uni Eropa tidak semoncer ke negara tujuan ekspor lainnya.

Hal ini membuat SULI memilih untuk memperdalam pasar yang permintaan kayu lapisnya masih stabil seperti Korea Selatan.

Wakil Presiden Direktur SULI David menjelaskan volume penjualan produk SULI ke Uni Eropa kecil. Melansir laporan keuangan SULI di kuartal I 2020, kontribusi penjualan ekspor ke Eropa hanya 6% ke pendapatan konsolidasi SLJ Global.


Baca Juga: Begini kata pelaku industri produk kehutanan soal prospek ekspor Uni Eropa

"Hal ini disebabkan produk SLJ Global kurang kompetitif karena biaya angkutan cukup tinggi karena jaraknya yang jauh," jelasnya kepada Kontan.co.id, Rabu (22/7).

Untuk mensiasati biaya angkut yang mahal, SULI memasok produk khusus ke Uni Eropa yang harga relatif tinggi sehingga bisa mengkaver tingginya biaya angkutan."Produk khusus bernilai tinggi yakni mis marine plywood," kata David.

Atas dasar biaya angkut yang tinggi dan permintaan produk menguntungkan SULI dari EU terbatas, produsen kayu lapis ini lebih memilih untuk memperdalam pasar lainnya seperti India.

Baca Juga: IA-CEPA berlaku, Pan Brothers (PBRX) bakal tingkatkan penjualan ekspor ke Australia

Saat ini David mengungkapkan secara umum volume penjualan ekspor saat ini relatif stabil, tetapi harga masih rendah. Adapun ada sebagian negara menunda pengiriman produk.

Melansir catatan Kontan.co.id sebelumnya, upaya yang dilakukan SULI untuk bertahan di sepanjang tahun ini dengan menggencarkan penjualan ekspor ke negara-negara yang permintaan kayu lapisnya masih terbilang stabil seperti Korea Selatan. Sambil jalan, SULI juga terus menjaga marjin keuntungan lewat penjualan ekspor ke Amerika Serikat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Noverius Laoli