SLJ Global (SULI) optimis bisnis lebih mendukung di semester dua ini



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perusahaan kayu lapis (kayu lapis), PT SLJ Global Tbk (SULI) masih mengupayakan perbaikan kinerja di tahun ini. Meski pasar yang dihadapi masih penuh tantangan dan belum sepenuhnya menguntungkan industri perkayuan.

Adapun dari segi permintaan, menurut David, Wakil Presiden Direktur SULI pasar masih mempunyai konsumsi kayu yang tinggi. "Order masih berjalan dengan baik, hanya memang harga masih belum (menguntungkan)," ujarnya kepada Kontan.co.id, Minggu (14/7).

Menurut David harga ekspor kayu saat ini masih berkisar US$ 500 sampai US$ 550 per meter kubik, atau turun 31,25%-37,5% dibandingkan pertengahan tahun kemarin yang masih US$ 800 per meter kubik.


Adapun volume penjualan kayu lapis perseroan di tahun lalu mencapai 116.492 meter kubik dengan harga rata-rata US$ 730 per meter kubik.

Kayu lapis menjadi tulang punggung bisnis perseroan, dimana sepanjang kuartal satu tahun ini penjualan kayu lapis mendominasi penjualan SULI sebanyak 89% atau senilai US$ 17,42 juta. Namun perolehan tersebut mengalami penurunan 10% dibandingkan periode yang sama tahun kemarin US$ 19,34 juta.

Masuk semester satu tahun ini pun, David menilai perolehan bisnis masih turun sebab harga tidak melonjak seperti tahun lalu. Kalau boleh dibilang, harga kayu lapis tahun 2019 ini kembali seperti tahun 2017 yang rata-rata tercatat sebesar US$ 553 per meter kubik.

Trade war antara China dengan Amerika Serikat (AS) ini, dinilai perseroan membuat persaingan usaha kayu lapis semakin ketat. David melihat, negara seperti Vietnam cenderung mendapatkan benefit dari situasi ini.

"Ada empat importir (kayu lapis) AS yang tidak bisa dapatkan barang dari China mereka singgah dulu ke Vietnam untuk ganti dokumen lalu baru kirim ke AS," sebutnya. Menurut David hal tersebut tampaknya tengah diinvestigasi persoalannya.

Akibat trade war ini, SULI pun enggan menaikkan kapasitasnya sehingga di awal tahun ini kapasitas terpasang belum maksimal. saat ini Perseroan memiliki pabrik kayu lapis berkapasitas terpasang sebesar 190.000 meter per kubik per tahun dan pabrik MDF (Medium Density Fiberboard) berkapasitas terpasang 200.000 meter per kubik per tahun.

Masuk semester dua tahun ini, perusahaan optimistis harga dapat lebih stabil sembari perusahaan meningkatkan efisiensi. "Diharapkan (semester dua) permintaan terus membaik, kami pun terus lakukan cost cutting dan program cost reduction agar efisien, sebab market memang tidak bisa dikontrol," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Handoyo .