JAKARTA. Pemerintah terus mengkaji instrumen untuk membatasi pemakaian bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi. Salah satunya dengan menggunakan smart card. Menurut Dirjen Minyak dan Gas Bumi (Migas) Kementerian ESDM Evita Legowo pemerintah ke depannya berencana akan menerapkan teknologi untuk menerapkan pembatasan BBM.”Kami berharap bulan Oktober nanti bisa direalisasikan. Ada empat teknologi yang sedang kami kaji, di antaranya smart card dan barcode,” paparnya Selasa (22/12). Sementara Kepala Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) Tubagus Haryono menjelaskan untuk sementara ini masih menggunakan sistem manual dulu. “Sementara ini belum menggunakan teknologi, tetapi menggunakan visual atau penglihatan dengan membedakan plat kuning dan plat hitam,” paparnya.
Smart Card BBM baru bakal digunakan Oktober
JAKARTA. Pemerintah terus mengkaji instrumen untuk membatasi pemakaian bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi. Salah satunya dengan menggunakan smart card. Menurut Dirjen Minyak dan Gas Bumi (Migas) Kementerian ESDM Evita Legowo pemerintah ke depannya berencana akan menerapkan teknologi untuk menerapkan pembatasan BBM.”Kami berharap bulan Oktober nanti bisa direalisasikan. Ada empat teknologi yang sedang kami kaji, di antaranya smart card dan barcode,” paparnya Selasa (22/12). Sementara Kepala Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) Tubagus Haryono menjelaskan untuk sementara ini masih menggunakan sistem manual dulu. “Sementara ini belum menggunakan teknologi, tetapi menggunakan visual atau penglihatan dengan membedakan plat kuning dan plat hitam,” paparnya.