Smartfren dapat berkah dari pelanggan CDMA



JAKARTA. Kolaborasi dan penutupan layanan bisnis telekomunikasi berbasis code division multiple access (CDMA) membawa berkah bagi PT Smartfren Telecom Tbk (FREN). Salah satu lini bisnis Grup Sinar Mas ini mencatat, sejak Desember 2014, ada 300.000 pelanggan CDMA dari operator lain yang pindah menjadi pelanggan Smartfren Telecom.

Djoko Tata Ibrahim, Deputy Chief Executive Officer Smartfren Telecom bertutur,  sejak kolaborasi bisnis antara Smartfren dengan PT Bakrie Telecom Tbk (BTEL) alias Esia berlangsung mulai akhir tahun lalu, perusahaan ini mencatat kenaikan jumlah pelanggan.

"Saat ini, proses kolaborasi dengan BTEL masih berlangsung. Jaringan BTEL buat FREN. Kami masih menata jaringan supaya pelanggan kedua perusahaan sama-sana nyaman. Nah, sejak itulah kami merasakan peningkatan pelanggan," katanya kepada KONTAN, Minggu (8/3).


Dalam catatan Djoko, saat ini sudah ada sekitar 60% pelanggan BTEL yang memakai jaringan data Smartfren. Namun, Djoko enggan mengungkap total pelanggan Esia yang telah hijrah total ke Smartfren. "Jumlah pelanggan yang pindah tidak bisa kami ungkap. Tapi, kami melihat setiap bulan mulai dari Desember 2014 ada sekitar 80.000 sampai 100.000 pelanggan CDMA yang pindah ke kami," jelas dia.

Maklum saja, saat ini tercatat hanya Smartfren yang aktif berekspansi di layanan CDMA. Sementara perusahaan yang lain seperti Telkom Flexi memindahkan pelanggannya ke Telkomsel. Lantas layanan anak usaha PT Indosat Tbk, yaitu Indosat Star One berhenti dan mengganti teknologi dengan teknologi e-GSM. Sedangkan Esia melepaskan jaringannya ke Smartfren.

Dalam catatan KONTAN, pada pertengahan 2014, jumlah pelanggan Telkom Flexi mencapai 4,11 juta pelanggan, Indosat Star One mencapai 120.000 pelanggan, sedangkan an pelanggan Esia mencapai 12,45 juta pelanggan.

Meski para pesaing sudah menyerah di layanan CDMA, Djoko menyatakan, pihaknya tetap optimistis bisa bertahan. Malah, manajemen perusahaan ini yakin tahun ini bisa meraih kinerja positif dan mengantongi profit. "Kami yakin pertumbuhan pendapatan tahun ini bisa mencapai 30%. Total pelanggan tahun ini diharapkan bisa 14 juta pelanggan, tahun lalu 12 juta pelanggan. Sebanyak 60% adalah pelanggan data," ujar Djoko.

Asal tahu saja, pendapatan Smartfren pada tahun lalu nyaris mencapai angka Rp 3 triliun dengan kontribusi bisnis data sebesar 70%-80%. Artinya, pada tahun ini, Smartfren berharap pendapatannya bisa mencapai sekitar Rp 3,9 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Hendra Gunawan