Smartfren mengejar penjualan empat juta ponsel



JAKARTA. PT Smarfren Telecom Tbk (FREN) menargetkan pendapatan tahun ini bisa tumbuh 50% dari tahun lalu yang mencapai Rp 2,4 triliun. Artinya, mereka berharap mencetak pendapatan Rp 3,6 triliun. Guna menggapai target tersebut, perusahaan itu sudah mempersiapkan dana belanja modal alias capital expenditure (capex) sebesar US$ 120 juta - US$ 130 juta.

Direktur Keuangan Smartfren Anthony Susilo menyatakan, sekitar 80% capex bakal disokong dari pembiayaan China Development Bank Corporation (CDB) dan First Anglo Financial Pte Ltd. Barulah sisanya dicuil dari kas perusahaan.

Dari dana sebesar itu, perusahaan ini menggunakan US$ 100 juta untuk mengembangkan jaringan. Sementara US$ 20 juta - US$ 30 juta lainnya bakal diperuntukkan pengembangan non jaringan.


Anthony berujar, pengembangan jaringan tahun ini dilakukan dengan menambah 700 stasiun pemancar atawa base transceiver station (BTS) sehingga total menjadi 6.500 BTS. Selain itu, perusahaan ini juga menambah jaringan berbasis serat optik agar mencapai panjang lebih dari 13.000 kilometer (km). Asal tahu saja, sampai akhir 2013, panjang serat optik milik Smartfren mencapai 9.345 km.

Smartfren berkepentingan melakukan ekspansi jaringan seiring dengan penambahan jumlah pelanggan. Sampai tutup tahun 2013 lalu, jumlah pelanggan operator seluler yang dulu pernah ngetop dengan nama Mobile-8 ini mencapai 11,3 juta pelanggan.

Sekitar 6 juta dari jumlah itu adalah pelanggan data. "Tahun ini, kami targetkan jumlah pelanggan mencapai 15 juta dengan pelanggan data berkisar 60%-70%," kata Anthony, Rabu (5/3).

Selain pengembangan jaringan, perusahaan ini juga berharap strategi penjualan ponsel pintar Smartfren Andromax turut menjadi kontributor peningkatan pendapatan 2014. Deputy Chief Executive Officer Commercial Smartfren Djoko Tata Ibrahim bilang, perusahaan bakal merogoh dana sebesar US$ 400 juta. Dengan perhitungan, biaya untuk membeli satu unit handset ini US$ 100. Dana diambil dari kantong working capital perusahaan.

Walhasil tahun ini, perusahaan ini berencana mengapalan empat juta unit Smartfren Andromax. Jika dibandingkan dengan tahun lalu yang mengapalkan 1,3 juta unit, berarti tahun ini diharapkan meningkat 207,69%. "Dari total pengapalan tahun lalu, 90% laris terjual dan sudah teraktivasi," kata Djoko.

Sejauh ini, Smartfren telah memesan 1,2 juta unit ponsel Andromax ke HiSense di China. Sebanyak satu juta unit sudah tiba di Tanah Air. Selain HiSense, beberapa perusahaan yang menjadi langganan kulakan Smartfren adalah ZTE, Huawei, Haier, dan Evercoss.

Anthony menambahkan, turn over penjualan handset sangatlah cepat sehingga perusahaan bisa membayar handset dari pabrikan tepat sesuai dengan kontrak. Apalagi, pabrikan juga memberikan tenggat waktu pelunasan selama tiga bulan. Jadi, saat semua produk sudah terjual, perusahaan pun bisa membayar ke sang produsen.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Hendra Gunawan