Smartfren tak membatasi ekspansi BTS baru



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Penambahan base transceiver station (BTS) atau menara telekomuniakasi masih menjadi agenda utama PT Smartfren Telecom Tbk. Anak perusahaan Grup Sinarmas itu memastikan jumlah BTS tak akan mentok pada angka 16.621 BTS saat ini.

Maklum, ekspansi BTS erat kaitannya dengan target penambahan pelanggan. "Kalau untuk BTS kami pasti akan bangun terus, karena semakin banyak pelanggan, semakin banyak yang harus kami bangun, itu enggak ada selesainya," ujar Merza Fachys, Presiden Direktur PT Smartfren Telecom Tbk saat ditemui KONTAN, Rabu (29/11) pekan lalu.

Smartfren Telecom belum bersedia membeberkan target penambahan BTS tahun depan. Yang jelas, perusahaan yang tercatat dengan kode saham FREN di Bursa Efek Indonesia tersebut bakal selektif memilih lokasi. Mereka akan mencari lokasi yang  berpotensi mendatangkan pendapatan menjanjikan.


Selain lokasi, Smartfren Telecom juga mempertimbangkan waktu yang tepat. Kondisi cuaca dan bencana alam yang belakangan terjadi misalnya, bisa mempengaruhi keputusan mereka untuk menggelar ekspansi BTS.

Kalau soal peluang pasar, Smartfren Telecom tak ragu sama sekali. Target pemerintah yang membidik pendapatan hingga US$ 130 miliar dari digital ekonomi sampai tahun 2020, adalah salah satu katalis positif. Pasalnya, pertumbuhan digital ekonomi membutuhkan infrastruktur jaringan data yang memadai.

Hingga akhir tahun 2017 nanti, Smartfren Telecom membidik pertumbuhan pendapatan 25%. Sebagai gambaran, tahun lalu mereka mencatatkan pendapatan usaha sebesar Rp 3,64 triliun. 

Sementara target jumlah pelanggan sekitar sekitar 11 juta pelanggan. Smartfren Telecom berharap semuanya sudah mengakses jaringan teknologi 4G. "Dalam sembilan bulan ini kontribusi 4G itu sekitar 70%, sisanya CDMA," beber Merza.

Hingga 30 September 2017, Smartfren Telecom membukukan pendapatan usaha Rp 3,32 triliun atau naik 20,85% year on year (yoy). Namun rugi tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik perusahaan justru mendaki 120,31% yoy menjadi Rp 2,82 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati