Smartphone makin mengancam kamera saku



JAKARTA. Efek tren ponsel pintar yang makin berkembang benar-benar mengancam eksistensi kamera saku. Hal ini setidaknya dirasakan oleh produsen kamera terbesar di dunia, Canon. Industri kamera di Indonesia terus mengalami penuruan. Penjualan kamera secara keseluruhan sempat menyentuh angka 1,4 juta unit pada 2012, lalu menurun 1,3 juta unit pada 2013, dan di tahun ini target penjualan kamera diprediksi turun jadi 1,2 juta unit. Penurunan target itu disebabkan oleh jebloknya penjualan kamera saku yang pasarnya terus dimakan oleh ponsel pintar. “Penjualan kamera saku terus turun, salah satunya karena smartphone,” ujar Sintra Wong, Division Manager Image Communication Product dari Datascrip, perusahaan yang jadi distributor tunggal kamera Canon di Indonesia. Sintra mengatakan, beberapa tahun lalu penjualan kamera saku bisa mencapai 1 juta unit. Di tahun ini, setelah mengolah data dari berbagai lembaga riset, Datascrip memproyeksi penjualan kamera saku bercokol di angka 800 ribu unit. “Dari jumlah itu, Datascrip dan Canon berharap bisa meraih pangsa pasar 31 persen atau sekitar 250 ribu unit kamera saku,” lanjut Sintra. Canon terus berusaha menggenjot penjualan kamera saku dengan meluncurkan G1X Mark II yang menjadi produk kamera saku andalan, serta PowerShot N100 yang memiliki nilai unik karena dibekali dua lensa di bagian depan dan belakang. Sayangnya, Canon tidak terlalu gencar bermain di kategori kamera mirrorless yang diprediksi bakal jadi tren dalam bisnis fotografi digital karena menawarkan bentuk yang lebih compact serta bobot ringan. Hal serupa juga dilakukan oleh Nikon. Kesempatan itu akhirnya dimanfaatkan oleh para produsen kamera yang kurang memiliki lini produk kuat pada kategori DSLR, seperti Sony, Lumix, dan Fuji Film. Sebagai distributor produk kamera, Sintra membenarkan bahwa tren kamera mirrorless memang meningkat, namun dari sisi kuantitas jumlahnya masih kecil jika dibandingkan dengan DSLR. Itulah yang menjadi alasan Canon untuk tetap fokus pada kamera DSLR. Penjualan DSLR tahun ini diproyeksi mencapai 350 ribu unit di Indonesia. Canon optimis dapat meningkatkan pangsa pasarnya menjadi 63 persen atau menjual sekitar 220 ribu unit kamera DSLR. Tahun 2013 lalu, Datascrip mengklaim menguasai 60 persen pasar kamera DSLR di Indonesia. (Aditya Panji)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Editor: Hendra Gunawan