JAKARTA. Dampak merger dua perusahaan semen terbesar dunia, Holcim Ltd dan Lafarge SA menyebabkan PT Holcim Indonesia Tbk (SMCB) dan PT Lafarge Cement Indonesia turut melebur. Merger SMCB dan Lafarge Indonesia dipercepat ke akhir tahun ini. Vice President of Sales SMCB Juhans Suryantan kepada Globalcement menyebutkan, pihaknya berharap dapat menyelesaikan proses merger di akhir 2015. "Sebagaimana Holcim Indonesia terdaftar di bursa, kami masih menunggu izin Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU)," kata Juhans. Ia mengungkapkan, percepatan ini bertujuan untuk meningkatkan pangsa pasar SMCB. Saat ini, SMCB memegang 15% pangsa pasar dan Lafarge mengempit 3% pangsa pasar semen Indonesia. Saat ini, SMCB merupakan peringkat ketiga pemegang pangsa pasar semen, setelah PT Semen Indonesia Tbk (SMGR) dengan porsi 43,7% dan PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (INTP) dengan 30%.
SMCB dan Lafarge merger tahun ini
JAKARTA. Dampak merger dua perusahaan semen terbesar dunia, Holcim Ltd dan Lafarge SA menyebabkan PT Holcim Indonesia Tbk (SMCB) dan PT Lafarge Cement Indonesia turut melebur. Merger SMCB dan Lafarge Indonesia dipercepat ke akhir tahun ini. Vice President of Sales SMCB Juhans Suryantan kepada Globalcement menyebutkan, pihaknya berharap dapat menyelesaikan proses merger di akhir 2015. "Sebagaimana Holcim Indonesia terdaftar di bursa, kami masih menunggu izin Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU)," kata Juhans. Ia mengungkapkan, percepatan ini bertujuan untuk meningkatkan pangsa pasar SMCB. Saat ini, SMCB memegang 15% pangsa pasar dan Lafarge mengempit 3% pangsa pasar semen Indonesia. Saat ini, SMCB merupakan peringkat ketiga pemegang pangsa pasar semen, setelah PT Semen Indonesia Tbk (SMGR) dengan porsi 43,7% dan PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (INTP) dengan 30%.