JAKARTA. PT Samudera Indonesia Tbk (SMDR) menyatakan akan bertanggung jawab terhadap insiden KM Sinar Kudus. Manajamen SMDR menjelaskan prioritas dari perseroan adalah membebaskan 20 awak kapal dari penyanderaan para perompak dalam waktu yang sesingkatnya. Namun tak dijelaskan kapan tengat waktunya. Penyanderaan kapal Sinar Kudus milik SMDR terjadi pada 16 Maret lalu, hingga Kamis 21 April para sandera belum juga dibebaskan. “Mengenai mekanisme pelaksanan terhadap apa yang telah disepakati dalam membebaskan sandera awak kapal, kapal dan barang yang berada diatas kapal masih dalam proses,” jelas Iryanto H Hutagaol, Corporate Secretary SDMR, dalam keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (21/4). Catatan KONTAN, selain awak kapal, kapal Sinar Kudus mengangkut feronikel milik PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) senilai Rp 1,4 triliun. Perompak sebelumnya meminta tebusan US$ 2,6 juta namun kemudian dinaikan menjadi US$ 3,5 juta, atau senilai Rp 30,4 miliar (kurs: Rp 8700 per dolar AS).Manajemen SMDR dalam keterbukaan di BEI menolak untuk menjelaskan detail kerugian yang diderita SMDR dan pemilik barang. Manajemen SMDR juga menolak menjelaskan detail cover asuransi terhadap kapal, awak, dan muatan. Yang jelas, menurut manajemen SMDR ,dampak dari pembajakan kapal tersebut, “Sampai sejauh ini tidak ada pengaruh yang signifikan terhadap kinerja operasional perseroan,” jelas Iryanto.Sebelumnya, seperti dikutip oleh Bloomberg, SMDR telah mendapatkan pinjaman bank senilai Rp 1 triliun untuk membiayai belanja modal alias capital expenditure (capex) tahun 2011. Tahun ini manajemen SMDR pernah menargetkan pendapatan akan meningkat 20% dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Target tersebut jauh lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan pendapatan SMDR tahun 2010 yang sebesar 1,64%.Tahun 2010 pendapatan SMDR mencapai mencapai Rp 4,33 triliun, naik dibanding tahun sebelumnya yang sebesar Rp 4,26 triliun. Dengan laba bersih 2010 mencapai Rp 67,74 miliar. Meningkat pesat dibandingkan dengan tahun 2009 di mana perusahaan membukukan rugi bersih sebesar Rp 15,63 miliar.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
SMDR pastikan aksi perompak Somalia tak akan mempengaruhi kinerja
JAKARTA. PT Samudera Indonesia Tbk (SMDR) menyatakan akan bertanggung jawab terhadap insiden KM Sinar Kudus. Manajamen SMDR menjelaskan prioritas dari perseroan adalah membebaskan 20 awak kapal dari penyanderaan para perompak dalam waktu yang sesingkatnya. Namun tak dijelaskan kapan tengat waktunya. Penyanderaan kapal Sinar Kudus milik SMDR terjadi pada 16 Maret lalu, hingga Kamis 21 April para sandera belum juga dibebaskan. “Mengenai mekanisme pelaksanan terhadap apa yang telah disepakati dalam membebaskan sandera awak kapal, kapal dan barang yang berada diatas kapal masih dalam proses,” jelas Iryanto H Hutagaol, Corporate Secretary SDMR, dalam keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (21/4). Catatan KONTAN, selain awak kapal, kapal Sinar Kudus mengangkut feronikel milik PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) senilai Rp 1,4 triliun. Perompak sebelumnya meminta tebusan US$ 2,6 juta namun kemudian dinaikan menjadi US$ 3,5 juta, atau senilai Rp 30,4 miliar (kurs: Rp 8700 per dolar AS).Manajemen SMDR dalam keterbukaan di BEI menolak untuk menjelaskan detail kerugian yang diderita SMDR dan pemilik barang. Manajemen SMDR juga menolak menjelaskan detail cover asuransi terhadap kapal, awak, dan muatan. Yang jelas, menurut manajemen SMDR ,dampak dari pembajakan kapal tersebut, “Sampai sejauh ini tidak ada pengaruh yang signifikan terhadap kinerja operasional perseroan,” jelas Iryanto.Sebelumnya, seperti dikutip oleh Bloomberg, SMDR telah mendapatkan pinjaman bank senilai Rp 1 triliun untuk membiayai belanja modal alias capital expenditure (capex) tahun 2011. Tahun ini manajemen SMDR pernah menargetkan pendapatan akan meningkat 20% dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Target tersebut jauh lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan pendapatan SMDR tahun 2010 yang sebesar 1,64%.Tahun 2010 pendapatan SMDR mencapai mencapai Rp 4,33 triliun, naik dibanding tahun sebelumnya yang sebesar Rp 4,26 triliun. Dengan laba bersih 2010 mencapai Rp 67,74 miliar. Meningkat pesat dibandingkan dengan tahun 2009 di mana perusahaan membukukan rugi bersih sebesar Rp 15,63 miliar.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News