Smelter Freeport belum ada progres



JAKARTA. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menyatakan sampai saat ini rencana pembangunan pabrik pengolahan dan pemurnian (smelter) PT Freeport Indonesia belum mencapai kemajuan yang diharapkan pemerintah. Bahkan, sampai saat ini lokasi definitif belum ditentukan perusahaan.

Mohammad Hidayat, Direktur Pembinaan dan Pengusahaan Mineral Kementerian ESDM mengatakan, ada empat tahapan yang harus segera diselesaikan Freeport dalam pembangunan smelter. Yakni, perjanjian definitif dengan PT Petrokimia Gresik terkait penyewaan lahan, dan pembayaran senilai US$ 30 juta kepada Mistubishi Corporation selaku penyedia teknologi smelter.

Hidayat bilang, Freeport juga merealisasikan investasi sebesar US$ 4 juta untuk kegiatan detail engineering design (DED). "Satu lagi saya lupa, tapi sampai sekarang belum ada laporan perkembangannya," kata dia.


Sementara, Presiden Direktur PT Freeport Indonesia Maroef Sjamsuddin mengatakan, perusahaannya tetap serius untuk membangun smelter untuk pembangunan smelter berkapasitas 2 juta ton konsentrat per tahun, dan ini dibuktikan dengan setoran jaminan dana senilai US$ 115 juta, serta US$ 128.000 untuk penggunaan lahan ke PT Petrokimia Gresik. Namun, saat ini pihaknya masih mengkaji keekonomian pembangunan smelter di dua lokasi yakni di lahan milik PT Petrokimia atau di areal PT AKR Corporindo.

"Bahkan pada Desember depan, kami melakukan kontrak enginering procurement contract (EPC) senilai US$ 700 juta. Sehingga sampai tahun ini, kami akan merealisasikan invetasi smelter sepertiga dari total investasi US$ 2,3 miliar," kata Maroef, Selasa (10/6).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Sanny Cicilia