Smesco targetkan digitalisasi 158.000 UMKM hingga tahun 2023



KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Pelaku UMKM di Indonesia didorong masuk ke pasar digital dan memanfaatkan Smesco sebagai center of excellent UMKM. Digitalisasi ini sebagai upaya untuk menggarap potensi digital Indonesia yang diperkirakan bisa mencapai Rp 1.700 triliun pada 2025.

Direktur Utama Smesco Indonesia Leonard Theosabrata mengatakan, pertumbuhan platform digital seperti e-commerce, ride hailing, dan pembayaran digital telah membawa Indonesia menjadi negara dengan ekonomi digital terbesar dan tercepat di ASEAN kurun dua tahun ini.

“Smesco telah menuntaskan lima pilar pendekatan percepatan pemulihan ekonomi mikro yakni, platform digital untuk menjangkau pelanggan, Platform digital untuk menjangkau pemasok, Platform digital untuk back office, Platform digital untuk analitic data dan Platform digital untuk logistic,” kata Leonard dalam siaran pers, Jumat (27/8).


Lebih lanjut, Leonard memaparkan, Smesco menargetkan digitalisasi 158.000 UMKM hingga tahun 2023, dalam kurun waktu tersebut akan terbentuk sebuah ekosistem UMKM Smesco yang memiliki kekuatan ekonomi digital unggul.

Baca Juga: Digitalisasi membantu UMKM bertahan di tengah pandemi Covid-19

Keberadaan UMKM tersebut akan didukung dengan tujuh fasilitas layanan usaha bagi pelaku UMKM yakni; Pusat Wastra Nusantara, Xpora, Fulfillment Center, Smesco Hub Timur, Smesco Labo, Pusat Layanan UKM dan Siren.id.

Siren.id sebuah platform dropship dan re-seller  yang dapat dimanfaatkan bagi seluruh masyarakat Indonesia untuk membantu pemasaran produk UMKM dan member bisa mendapatkan keuntungan dari proses penjualan produk UMKM tersebut. Keistimewaan platform ini, yakni menetapkan satu harga harga ongkos kirim atau flat untuk tujuan kirim dari dan ke seluruh Indonesia.

Leonard mengatakan terciptanya sinergi antara UMKM, pemerintah dan stakeholder pendukung lainnya bisa dipastikan proses transformasi digital UMKM akan dapat berjalan sempurna.

Dengan begitu target pemerintah untuk memperbanyak UMKM berbasis digital dapat terwujud. Dalam ekosistem ekonomi digital Indonesia, Smesco dapat sebagai hub transformasi digitalisasi UMKM masa depan.

Deputi Bidang UKM Kementerian Koperasi dan UKM Hanung Harimba Rachman mengatakan, jumlah UMKM yang telah on boarding pada ekosistem digital mencapai 15,3 juta atau 23,9%. Angka tersebut naik 7,3 juta selama pandemi. Sementara target sampai dengan tahun 2024 mencapai 30 Juta UMKM.

“Potensi Digital Indonesia pada tahun 2025 mencapai US$ 124 miliar atau lebih dari Rp1.700 triliun dan merupakan penggunaan e-commerce tertinggi se-Asia Tenggara,” kata Hanung.

Berdasarkan data dari Kementerian Perdagangan tahun 2021, jumlah transaksi e-commerce tahun 2020 mencapai Rp 266 triliun. Sedangkan sampai dengan triwulan II tahun 2021 jumlah transaksi e-commerce telah mencapai Rp 186,75 triliun atau meningkat 63,36% (yoy), hal ini menunjukkan potensi yang cukup besar.

“Beberapa tantangan kita ke depan antara lain persaingan usaha yang tidak sehat, keamanan siber, literasi digital dan industri teknologi informasi komunikasi yang masih di dominasi produk impor,” imbuhnya.

Oleh karena itu, kata Hanung, Kementerian Koperasi dan UKM terus berupaya mendorong para pelaku UMKM agar dapat masuk ke dalam sistem ekosistem digital melalui penguatan kapasitas dan daya saing KUMKM seperti EDUKUKM, webinar sparc campus, kakak asuh UMKM, pendampingan GEBER UMKM dan Inkubator Usaha.

Maka, Kementerian Koperasi dan UKM menyiapkan Smesco sebagai Center Of Excellence UMKM dengan beberapa strategi. Yakni, Smesco Labo sebagai laboratorium eksplorasi serta riset UMKM masa depan; kurasi produk melalui Sparc Trade, hingga akses dan pendampingan UKM ekspor di BNI Xpora; serta pendampingan melalui Kakak Asuh UMKM, Sparc Campus, hingga kolaborasi dengan asosiasi pendamping UMKM.

Selain itu inovasi dukungan logistic melalui fulfillment center atau konsolidasi pemrosesan logistik produk UMKM, factory sharing melalui cloud kitchen dan Siren.id.

Melalui Center Of Excellence UMKM Smesco diharapkan dapat menjawab beberapa permasalahan seperti perluasan pasar, bahan baku, sumber daya manusia, analisis data, dan logistik.

"Saya berharap sinergi dan kolaborasi terus dilakukan antara Kementerian/Lembaga, Smesco, pemerintah daerah, BUMN, Swasta dan seluruh stakeholder sehingga dapat melahirkan UMKM unggul di masa depan,” kata Hanung.

Selanjutnya: Kemenkop UKM gencarkan vaksinasi pelaku UMKM ke berbagai daerah

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Khomarul Hidayat