SMF akan menerbitkan obligasi Rp 9 triliun pada tahun depan



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Sarana Multigriya Finasial (SMF) berencana menerbitkan obligasi sebesar Rp 9 triliun tahun depan. SMF akan menggunakan dana hasil penerbitan obligasi untuk memfasilitasi pembiayaan rumah bagi masyarakat berpenghasilan rendah (MBR).

Direktur Utama SMF Ananta Wiyogo mengatakan, jumlah penerbitan obligasi ini mirip dengan tahun 2019 karena SMF memasang target konservatif dan lebih berhati-hati untuk bisnis ke depan. “Saya bilang konservatif segitu, walaupun perusahaan optimistis tumbuh tapi tetap mengantisipasi adanya resesi, dan perkembangan ekonomi. Jadi, kami harus lebih berhati-hati,” kata Ananta, Jumat (18/10).

Terkait hal ini, SMF bukan hanya berperan sebagai perusahaan tetapi juga special mission vehicles (SMV) serta fiscal tools pemerintah lewat inisiasi beberapa produk dan program. Contohnya adalah pembiayaan perumahan di daerah yang terdampak bencana, program penurunan beban fiskal, pembiayaan homestay di destinasi wisata serta pembangunan rumah di daerah kumuh.


Baca Juga: Sarana Multigriya Finansial salurkan KPR kepada 37.699 karyawan PNM

Dia menilai, potensi pasar SMF tetap ada karena melihat kebutuhan pendanaan jangka panjang dan permintaan perumahan yang masih tinggi. Tantangan justru datang dari kebutuhan perumahan tersebut yang tidak dibarengi persediaan. Apalagi, masyarakat membutuhkan rumah berkualitas dan memenuhi standar.

Untuk memenuhi itu SMF mulai menggarap sektor informal. Pada tahap awal, SMF telah memfasilitasi pembiayaan kredit pemilikan rumah (KPR) kepada pengemudi Grab dan karyawan Permodalan Nasional Madani (PNM).

Walaupun saat ini porsi pembiayaan informal di bawah 1%, tapi SMF melihat potensi di sektor ini masih sangat besar. Ambil contoh, pengemudi Grab berjumlah ribuan dan tersebar di Jabodetabek hingga Jawa Timur yang potensial digarap.

Baca Juga: SMF gandeng Grab Indonesia untuk pemberian akses KPR

SMF juga mendapat tambahan modal dari penyertaan modal negara (PMN) di APBN 2020 senilai Rp 2,5 triliun. Dari jumlah tersebut, SMF akan menggunakan Rp 1,75 triliun untuk pembiayaan fasilitas likuiditas pembiayaan perumahan (FLPP), pembiayaan rumah di lokasi terkena bencana Rp 250 miliar dan pembiayaan rumah aparatur sipil negara (ASN) dan Polri Rp 500 miliar.

Sejak 2006 sampai September 2019, total aliran dana SMF dari pasar modal ke pembiayaan perumahan primer mencapai Rp 55,17 triliun. Jika dirinci, jumlah tersebut dipakai untuk penyaluran pinjaman termasuk KPR Rp 45,01 triliun dan transaksi sekuritisasi KPR Rp 10,15 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati