KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank Indonesia (BI) menyebutkan ada dua perusahaan yang bakal menerbitkan surat berharga komersial (SBK) atau
commercial paper di akhir tahun ini. Keduanya adalah PT Sarana Multigriya Finansial (SMF) dan PT Perusahaan Pengelola Aset (PPA). Deputi Gubernur Senior BI Destry Damayanti menyatakan di tengah tren penurunan suku bunga, rata-rata
yield obligasi dengan peringkat AAA turun, sehingga saat ini waktu yang pas untuk menerbitkan SBK. “Target tahun ini sudah ada dua perusahaan yang mau menerbitkan dan saat ini lagi dibahas dan satu sudah teregistrasi,” jelasnya di Bursa Efek Indonesia (BEI), Rabu (25/9).
Baca Juga: Hidupkan lagi surat berharga komersial (SBK), BI sempurnakan aturan Destry bilang, payung hukum dari Bank Indonesia (BI) sudah siap dan permintaan untuk SBK juga tinggi. Direktur Perdagangan dan Pengaturan Anggota Bursa Efek Indonesia (BEI) Laksono Widodo menyatakan banyak perusahaan yang bisa digalang untuk menerbitkan
commercial paper. “Dari 654 perusahaan yang tercatat di bursa, ada 118 di antaranya yang potensial menerbitkan SBK karena sebelumnya pernah menerbitkan obligasi sehingga sudah punya rating korporasi yang mumpuni,” jelasnya di BEI, Rabu (25/9). Menurut Laksono, 118 perusahaan itu merupakan perusahaan menengah ke atas. Namun sejauh ini, peminat SBK masih dari perusahaan badan usaha milik negara (BUMN). Direktur Utama PT Perusahaan Pengelola Aset Iman Rachman menyatakan, pertimbangan PPA menerbitkan SBK karena ada kebutuhan modal kerja. “Kebetulan cocok untuk kebutuhan PPA saat ini yang ingin mendapat dana segar yang tidak ada kewajiban atau diskonto,” ujarnya.
Baca Juga: Alternatif sumber pendanaan, BI akselerasi penerbitan surat berharga komersial Sebab untuk kebutuhan investasi, PPA biasanya mendapatkan dana dari pinjaman bank. Jika dibandingkan dengan SBK, tentunya
cost of fund-nya lebih murah. PPA akan menerbitkan SBK dengan nilai nominal sebesar Rp 100 miliar dengan tenor 12 bulan. Iman mengatakan, rencana penerbitan di kuartal IV menunggu peringkat keluar. Danareksa Sekuritas menjadi
arranger PPA untuk menerbitkan SBK. Dana hasil SBK akan digunakan untuk
refinancing pinjaman dari perbankan yang ada dengan tenor yang sama. Sementara, Direktur Utama PT Sarana Multigriya Finansial Heliantopo menyebutkan SMF harus memiliki pintu pendanaan sebanyak mungkin. “Sebab sifat perusahaan kami adalah
liquidity provider sehingga harus menyiapkan dana yang setiap saat harus bisa ditarik,” jelasnya.
Baca Juga: Marak demonstrasi berakhir ricuh, membuat CDS bergerak naik SMF bakal menerbitkan SBK I Sarana Multigriya Finansial dengan target dana sebesar Rp 200 miliar dan tenor 12 bulan. Heliontopo mengungkapkan dana hasil SBK akan digunakan untuk
bridging SMF sebelum menerbitkan obligasi. Heliontopo menjelaskan penerbitan SBK ini untuk mengganjal kebutuhan jangka pendek saja. Sebab kebutuhan pendanaan SMF hingga akhir tahun hampir terpenuhi. Sampai Desember 2019 nanti SMF menargetkan pendanaan sebanyak Rp 9,2 triliun dan saat ini sudah mengantongi Rp 9,164 triliun. “Jadi nanti kalau ditambah dengan dana hasil SBK, target pendanaan ini ya akan terpenuhi,” imbuhnya. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Khomarul Hidayat