JAKARTA. Menjelang akhir tahun, PT Sarana Multigriya Finansial (SMF) giat mencari dana di pasar modal. SMF meraup dana hasil sekuritisasi lewat kontrak investasi kolektif efek beragun aset (KIK-EBA) senilai Rp 1,5 triliun. KIK-EBA yang dicatatkan di Bursa Efek Indonesia, Rabu (3/12) ini merupakan penerbitan ketujuh dan terbesar sejak penerbitan pertama. Setelah penerbitan KIK-EBA, perusahaan pelat merah ini juga bersiap menerbitkan obligasi senilai Rp 1,45 triliun. Obligasi ini memiliki jangka waktu satu tahun dan tiga tahun dengan bunga masing-masing 9,6% dan 10%. Saat ini, pihak SMF sedang menunggu efektif dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Jika pernyataan efektif sudah keluar, maka rencana tersebut tinggal dieksekusi. Direktur Utama SMF Raharjo Adisusanto mengatakan, SMF sebenarnya hanya ingin menerbitkan obligasi Rp 1 triliun.
SMF meraup dana segar Rp 3 triliun di pasar modal
JAKARTA. Menjelang akhir tahun, PT Sarana Multigriya Finansial (SMF) giat mencari dana di pasar modal. SMF meraup dana hasil sekuritisasi lewat kontrak investasi kolektif efek beragun aset (KIK-EBA) senilai Rp 1,5 triliun. KIK-EBA yang dicatatkan di Bursa Efek Indonesia, Rabu (3/12) ini merupakan penerbitan ketujuh dan terbesar sejak penerbitan pertama. Setelah penerbitan KIK-EBA, perusahaan pelat merah ini juga bersiap menerbitkan obligasi senilai Rp 1,45 triliun. Obligasi ini memiliki jangka waktu satu tahun dan tiga tahun dengan bunga masing-masing 9,6% dan 10%. Saat ini, pihak SMF sedang menunggu efektif dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Jika pernyataan efektif sudah keluar, maka rencana tersebut tinggal dieksekusi. Direktur Utama SMF Raharjo Adisusanto mengatakan, SMF sebenarnya hanya ingin menerbitkan obligasi Rp 1 triliun.