SMF target tambahan empat bank untuk sekurititas



JAKARTA. PT. Sarana Multigriya Finansial (SMF) berencana untuk memperbesar porsi transaksi sekuritisasi. SMF menargetkan ada tambahan empat bank dari bank BUMN dan bank swasta. SMF membenahi infrastruktur dan berencana untuk mengembangkan sistem informasi pembiayaan perumahaan.

Demi mendorong perbankan bertransaksi sekuritisasi, SMF terus melakukan sosialisasi dengan bank. "Kami jelaskan kepada perbankan salah satu manfaat ikut sekuritisasi, bank dapat lebih efisien yakni dapat menurunkan suku bunga KPR," kata Sutomo, Direktur Keuangan SMF.

SMF juga melengkapinya dengan pengembangan di bidang infrastruktur salah satunya dengan membangun sistem informasi pembiayaan perumahaan. Sutomo menjelaskan, sistem informasi pembiayaan perumahaan ini merupakan database yang berisikan jumlah pengembang perumahaan saat ini, lokasi-lokasi perumahaan yang sudah dan belum terisi di seluruh Indonesia. Selain itu, database juga akan berisi nilai bunga KPR dari seluruh bank. "Layanan ini diberikan kepada masyarakat dan bank agar mengetahui berapa besar bunga KPR saat ini dan berapa yield yang didapat pasar," papar Sutomo.


Raharjo Adisutanto, Direktur Utama SMF mengatakan, masih kecilnya nilai transaksi sekuritisasi SMF karena saat ini baru ada empat bank yang memiliki tagihan kredit pemilikan rumah (KPR) cukup tinggi. Itu pun, belum semua melakukan transaksi sekuritisasi dengan SMF. Selain karena sedikitnya bank yang punya pembiayaan KPR besar, SMF mengaku pilih-pilih bank untuk memberikan pinjaman. "Kami hanya melayani transaksi sekuritisasi dengan bank yang memiliki loan to deposit ratio (LDR) minimal 78%. Ini kami lakukan sesuai dengan asas prudential," kata Raharjo akhir pekan lalu.

Saat ini, baru Bank Tabungan Negara yang melakukan transaksi sekuritisasi KPR dengan SMF. Nilai transakinya mencapai Rp 1 triliun. SMF mencatat, nilai transaksi sekuritisasi mencapai Rp 1 triliun sepanjang semester pertama lalu. Angka ini tumbuh 100% dibanding periode yang sama tahun lalu senilai Rp 500 miliar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Asnil Amri