KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Obligasi Penawaran Umum Berkelanjutan (PUB) V tahap I tahun 2019 senilai Rp 2 triliun PT Sarana Multigriya Finansial (SMF) resmi tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada perdagangan, Jumat (5/7). Begitu pula, Sukuk Mudharabah berkelanjutan I Tahap I sebesar 100 miliar. Sehingga total nilai penerbitan kedua surat utang ini berjumlah Rp 2,1 triliun. Obligasi yang diterbitkan terdiri dari tiga seri, yaitu Seri A, Seri B, dan Seri C. Seri A memiliki jumlah pokok sebesar Rp 428 miliar dengan tingkat bunga tetap sebesar 7,50% dan tenor 370 hari sejak tanggal emisi.
Seri B memiliki jumlah pokok sebesar Rp 640 miliar dengan tingkat bunga tetap sebesar 8,50% dan tenor 3 tahun. Adapun Seri C memiliki jumlah pokok sebesar Rp 932 miliar dengan tingkat bunga tetap sebesar 8,75% dan tenor 5 tahun. Ini bukan kali pertama SMF menerbitkan obligasi. Penerbitan obligasi terakhir pada Maret 2019. Namun, berbeda dengan bulan ini, obligasi yang ditawarkan hanya terdiri dari dua seri, yaitu seri A dan seri B. Seri A dengan jumlah pokok sebesar Rp 522 miliar dengan tingkat bunga tetap sebesar 7,75% tenor 370 hari sejak tanggal emisi, dan Seri B, sebesar Rp 1,989 triliun dengan tingkat bunga tetap sebesar 8,45% tenor 3 tahun. Bila diperhatikan, terjadi perubahan suku bunga dari penawaran bulan Maret 2019 ke Juli 2019. Seri A mengalami pengurangan kupon, yang awalnya 7,75% berkurang 0,25% menjadi 7,50%. Sebaliknya seri B mengalami penambahan kupon, yang awalnya 8,45% bertambah 0,05% menjadi 8,50%. Selain itu, ada penambahan satu seri, yaitu seri C. Analis Senior VP & Head of Investment Recapital Asset Management mengungkapkan, terjadinya penurunan suku bunga obligasi di salah satu seri tersebut bisa disebabkan karena peringkat utang Indonesia naik oleh Standard and Poor's (S&P).
Selain karena pengaruh peringkat utang Indonesia, bisa jadi karena usainya
trade war dan suku bunga Amerika Serikat (AS) turun. Hal ini tentu saja berimbas pada penurunan suku bunga Bank Indonesia (BI). Outlook suku bunga bisa jadi turun lebih kuat. Oleh karena itu, untuk ke depannya tidak menutup kemungkinan terjadi penurunan suku bunga lagi pada saat lelang dan obligasi perdana korporasi karena harus menyesuaikan. Lalu bila dihubungkan dengan Surat Utang Negara (SUN), yield SUN tenor 10 tahun milik Indonesia tembus ke bawah 7,2%. Sementara itu, suku bunga yang ditawarkan oleh SMF lebih besar jumlahnya. Hal ini dinilai Rio bisa menjadi pancingan untuk para investor untuk bergabung. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Yudho Winarto