SMGR ekspansi ke Papua



GRESIK. PT Semen Indonesia Tbk (SMGR) berencana melebarkan bisnis ke Indonesia Timur. Produsen semen pelat merah ini tengah serius mengkaji pembangunan satu pabrik baru di wilayah Papua.

SMGR akan membangun pabrik semen minimal berkapasitas 1 juta ton per tahun. Jika rencana itu dieksekusi, SMGR setidaknya membutuhkan dana US$ 200 juta untuk merampungkan unit produksi pertama di Papua.

"Biasanya kita butuh investasi US$ 200 per ton. Jadi, kalau ingin bangun pabrik kapasitas 1 juta ton, dana yang dibutuhkan sekitar US$ 200 juta," hitungan Dwi Soetjipto, Direktur Utama SMGR, Jumat (31/5). SMGR akan mematangkan rencana ini di tahun depan. SMGR berharap rencana ini sudah bisa diajukan ke rapat umum pemegang saham (RUPS) 2014.


SMGR harus meminta persetujuan pemegang saham atas rencana ini. Sebab, ekspansi ke Papua membutuhkan kajian yang lebih mendalam, terutama mengenai ketersediaan bahan baku maupun lahan untuk pabrik.

Ekspansi SMGR ke Papua merupakan bagian dari strategi untuk memperluas jaringan produksi maupun pemasaran dalam jangka panjang. SMGR memang baru memiliki satu unit pabrik pengemasan (packing plant) semen di Sorong, Papua Barat berkapasitas 300.000 ton per tahun.

Kebutuhan semen di Papua belum terlalu besar. Dwi memperkirakan, pasar semen di Papua baru mencapai 600.000 ton-700.000 ton per tahun. Namun, penjualan semen di kawasan itu bertumbuh cukup pesat dalam beberapa tahun terakhir.

Berdasarkan siaran pers SMGR, Rabu (29/5), sepanjang Januari-April 2013, penjualan semen di Papua dan Maluku tumbuh 14% dibandingkan periode sama 2012 menjadi 449.660 ton. Pertumbuhan ini melampaui kinerja penjualan semen nasional yang hanya tumbuh 8,6% pada empat bulan pertama 2013.

Secara regional, pertumbuhan penjualan semen di Papua dan Maluku melampaui wilayah lainnya. Sebab, penjualan semen di Jawa hanya tumbuh 11% dan Kalimantan 11,4%. Bahkan, penjualan di Sumatra hanya tumbuh 1,8% di Januari-April 2013.Pertumbuhan pasar di Papua yang pesat karena persaingan belum terlalu ketat. "Pasokan semen di Indonesia Timur baru dari Semen Tonasa dan Bosowa," ungkap Dwi.

Selain Papua, SMGR saat ini sedang membidik Myanmar. Saat ini, SMGR tengah mencari perusahaan lokal kerjasama membangun unit produksi di sana. "Ada tiga yang sedang dipelajari, kami memilih partner swasta di sana" ujar Dwi.

Strategi ini untuk memperluas jangkauan merek dan produksi. Ini adalah cara SMGR mewujudkan mimpi menjadi pemain semen utama di pasar Asia Tenggara. Sebelumnya, SMGR berhasil masuk ke pasar Vietnam. SMGR berharap kontribusi penjualan 7,7% dari 30 juta ton di 2013.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Avanty Nurdiana