JAKARTA. Semakin banyak perusahaan yang tertarik mencari pendanaan dengan melakukan penawaran umum berkelanjutan. PT Semen Gresik Tbk (SMGR) saat ini juga tengah mengkaji peluang menerbitkan obligasi berkelanjutan. Perusahaan semen ini berniat menerbitkan obligasi tersebut tahun depan. "Karena kami menilai penerbitan obligasi sekarang waktunya bagus," kata Dwi Soetjipto, Direktur Utama SMGR kepada KONTAN, beberapa waktu lalu. Manajemen SMGR mencontohkan penerbitan obligasi berkelanjutan PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) beberapa waktu lalu yang laris manis. Perusahaan pelat merah ini mempertimbangkan menerbitkan obligasi senilai Rp 3 triliun. Menurut Ahyanizzam, Direktur Keuangan SMGR, jika melihat kondisi pasar saat ini, maka penerbitan obligasi yang paling memungkinkan adalah obligasi berdenominasi rupiah. Apalagi, sebagian besar penerimaan SMGR saat ini berasal dari domestik.
Ahyanizzam menuturkan, pendanaan dari hasil penerbitan obligasi saat ini juga lebih menarik ketimbang mencari pinjaman perbankan. "Kalau pinjaman perbankan itu khawatirnya jika terjadi sesuatu di luar skenario bunganya fluktuatif dan bisa naik, ini bahaya buat kami," terang dia. SMGR kemungkinan baru bisa menerbitkan obligasi berkelanjutan tersebut di semester dua tahun depan. Maklumlah, perusahaan ini harus terlebih dulu mendapat persetujuan dari komisaris dan para pemegang saham sebelum melaksanakan aksi korporasi tadi. Perusahaan semen plat merah ini berniat menggelar RUPS tahunan pada Mei 2012. "Paling cepat pertengahan tahun depan baru mulai obligasi dan kami masih diskusi dengan beberapa lembaga keuangan," jelas Dwi. Ia juga menegaskan posisi kas perseroan saat ini masih cukup untuk menjalankan operasional. Membangun pabrik baru Manajemen SMGR belum bersedia membeberkan detil rencana penggunaan dana hasil penerbitan obligasi tersebut. Namun produsen semen ini tidak menutup kemungkinan dana tersebut akan digunakan untuk memenuhi kebutuhan capex 2012. Sebagai catatan, perseroan ini mematok belanja modal tahun depan Rp 5,5 triliun. Rencananya, sekitar 60% dari capex akan ditutupi dengan dana dari eksternal. "Memang sumber pendanaan belum ditentukan, tapi kira-kira 60% akan dari pendanaan eksternal, kami masih lihat mana yang lebih baik," sebut Dwi. SMGR mengalokasikan belanja modal tahun depan untuk melunasi biaya pembangunan pabrik di Tonasa dan Tuban. "Selain itu, capex tahun depan juga untuk pembayaran awal dari pembangunan dua pabrik kami di Sumatra," beber Dwi. Biaya pembayaran awal pembangunan dua pabrik di Sumatra tersebut mencapai sekitar Rp 2 triliun. Sementara total investasi pembangunan kedua pabrik tadi mencapai Rp 7 triliun. "Lokasinya yang satu di Sumatra Barat, yang satu lagi belum bisa kami beri tahu," imbuh Dwi. Kedua pabrik tersebut memiliki total kapasitas produksi sebesar 3 juta ton. Rencananya, SMGR akan melakukan
groundbreaking kedua pabrik tersebut pada pertengahan 2012 mendatang.
Octavius Oky Prakarsa, analis Mandiri Sekuritas, dalam risetnya menuliskan bahwa SMGR akan mulai mengoperasikan pabrik di Tuban di kuartal I-2012, serta menargetkan volume penjualan naik 5%. Perseroan ini juga mulai mencari lahan baru untuk membangun pabrik, sebagai antisipasi peningkatan permintaan semen di masa mendatang. Di lain pihak, Octavius melihat emiten sektor semen ini masih harus menghadapi persaingan yang makin ketat di bisnis semen. Tambah lagi, SMGR tidak memiliki kemampuan menetapkan harga semen secara sepihak, lantaran adanya pengawasan DPR dan KPPU. Pada perdagangan akhir pekan lalu, harga saham SMGR melemah sekitar 3%. Saham ini ditutup di harga Rp 10.750 per unit. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Barratut Taqiyyah Rafie