JAKARTA. Untuk kebutuhan ekspansi, PT Semen Indonesia Tbk (SMGR) mengincar pendanaan eksternal. Tahun depan perseroan membutuhkan pendanaan antara |Rp 1 triliun - Rp 2 triliun. Pendanaan ini bisa berupa pinjaman bank atau obligasi. "Semua memungkinkan tergantung pasar dan kondisi terbaik dari masing-masing instrumen," kata Direktur Keuangan SMGR Ahyanizzaman kepada KONTAN, Selasa, (29/9). Ia menyebut, obligasi bisa berdenominasi rupiah maupun dollar. SMGR juga telah memperoleh penawaran dari beberapa lembaga dan sekuritas. SMGR cukup lama tak menerbitkan obligasi. Terakhir kali, emiten pelat merah ini menerbitkan obligasi pada tahun 2001.
Pada semester pertama 2015, SMGR memiliki pinjaman bank jangka pendek Rp 156,64 miliar dan pinjaman bank jangka panjang jatuh tempo setahun Rp 490,85 miliar. SMGR mempunyai pinjaman jangka panjang Rp 3,12 triliun. Sementara ekuitas Rp 25,18 triliun. SMGR akan menggunakan dana eksternal untuk belanja modal atau capital expenditure (capex) tahun depan. Ahyanizzaman mengungkapkan, tahun depan SMGR menganggarkan capex sekitar Rp 5 triliun-Rp 6 triliun. Rencananya, capex ini akan mengalir ke pembangunan pabrik baru di Sumatra Utara. SMGR akan membangun pabrik berkapasitas 3 juta ton di Sumatra Utara. Pabrik ini menelan investasi Rp 3 triliun hingga Rp 4 triliun. Di tahun pertama pembangunan, SMGR akan mengeluarkan 20%-30% investasi. Pembangunan pabrik di Sumatra Utara karena lokasinya strategis dekat dengan pasar yang memiliki daya serap tinggi seperti Medan. Pembangunan akan dimulai semester pertama 2016 dan selesai dalam tiga tahun. SMGR juga akan menggunakan capex untuk pembangunan pabrik Rembang dan Indarung, waste heat recovery power generation (WHRPG) dan beberapa
packing plant. Agung Wiharto, Sekretaris Perusahaan SMGR, memperkirakan, WHRPG selesai di kuartal III tahun depan. Lalu pabrik Rembang dan Indarung akan selesai Oktober tahun depan. Saat ini, SMGR memiliki kapasitas produksi 31 ton.
Selain rencana pabrik di Sumatra Utara, SMGR juga masih dalam tahap pembangunan pabrik Rembang dan Indarung. Apabila tiga pabrik tersebut rampung, SMGR akan memiliki total kapasitas 39 ton. Tahun depan, konsumsi semen nasional diperkirakan tumbuh 5% sampai 6% . SMGR juga akan tumbuh di sekitar kenaikan industri. Analis Samuel Sekuritas Adrianus Bias memperkirakan, konsumsi semen domestik akan naik 8% tahun depan. Pendorongnya adalah proyek infrastruktur yang semakin banyak. Sehingga, pendapatan SMGR dapat meningkat 13,6% dan laba naik 11,5%. Adrianus melihat, permintaan semen akan lebih baik ketika pabrik SMGR di Sumatra Utara rampung. Ia melihat bahwa suplai semen di daerah tersebut hanya berasal dari Semen Andalas milik Lafarge dan Semen Padang yang lokasinya cukup jauh dari Sumatera Utara. Adrianus menilai SMGR masih memiliki ruang untuk memperoleh pendanaan eksternal dalam jumlah besar, karena net gearing SMGR hanya 0,1 kali. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Barratut Taqiyyah Rafie