SMGR produksi 5,5 juta ton di kuartal I



JAKARTA. PT Semen Indonesia Tbk (SMGR) yakin masih bisa mempertahankan pertumbuhan kinerja di kuartal I tahun ini. Semen Indonesia mengklaim, sampai kuartal I telah memenuhi 20% dari target tahun ini yaitu 27,5 juta ton. Jadi, produksi semen kuartal I 5,5 juta ton.

Angka tersebut meningkat dari produksi kuartal I tahun lalu 4,96 juta ton. Dwi Soetjipto, Direktur Utama SMGR bilang, kebutuhan semen dari sisi industri terus meningkat. Karena itu, SMGR ingin meningkatkan kapasitas produksi semen 22,2% dari kapasitas produksi 2012 sebanyak 22,5 juta ton. "Nanti tahun 2015 kapasitas produksi bisa 33 juta ton. Ini termasuk hasil ekspansi regional," jelas dia, beberapa waktu lalu.

Volume penjualan semen SMGR sampai Februari 2013 sebanyak 3,95 juta ton. Jumlah itu naik 22,3% dari periode yang sama tahun sebelumnya. Kontribusi penjualan SMGR paling banyak berasal dari produksi Semen Gresik sebanyak 2,04 juta ton.


Penyumbang lain adalah semen Padang 1,13 juta ton dan Tonasa 772.950 ton. Total penjualan domestik mencapai 3,94 juta ton dari volume penjualan per Februari. Sementara, penjualan ekspor berasal dari Semen Tonasa sebanyak 14.500 ton.

Dwi bilang, telah menyiapkan serangkaian agenda untuk menambah kapasitas. "Produksi 2015 akan lebih aman dan banyak terealisasi karena beberapa pabrik yang dibangun sejak tahun ini sudah bisa produksi," jelas dia. Misalnya, SMGR tengah mengincar pabrik di Sorong, Papua Barat dengan investasi US$ 120 juta dengan kapasitas 600.000 ton per tahun. Dwi bilang, pabrik ini membutuhkan lahan 500 hektare (ha).

Tak hanya itu, SMGR juga akan membangun pabrik semen di Myanmar. Pabrik itu berkapasitas 1 juta ton per tahun. Investasi pabrik ini US$ 200 juta. "Targetnya 2014 sudah dapat membangun fisik dan dapat beroperasi tahun 2017," jelas Dwi.

Dwi bilang, ekspansi bisnis di Myanmar agak berbeda dengan ekspansi di Vietnam. Nantinya, SMGR akan mencari partner untuk ekspansi di Myanmar. "Partnernya akan diumumkan di semester II," jelas dia. Sementara saat di Vietnam, SMGR menggunakan strategi akuisisi yaitu 70% saham Thang Long Cement.

SMGR juga telah menyiapkan strategi pendanaan. Yaitu pinjaman dari Export Credit Agency (ECA). Dwi bilang, jumlah pinjaman yang dibutuhkan US$ 400 juta.

Itu untuk memenuhi kebutuhan selama tiga sampai empat tahun ke depan. Total nilainya US$ 700 juta. Pinjaman tersebut rencananya digunakan di tahun depan. SMGR mengaku di tahun ini masih sudah memiliki dana yang cukup dana.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Avanty Nurdiana