SMGR raih pinjaman untuk bangun pabrik



JAKARTA. Agar bisa berekspansi, terkadang perusahaan memerlukan dana dari pihak eksternal. Seperti yang dilakukan PT Semen Indonesia (Persero) Tbk (SMGR) yang tengah berusaha meraih komitmen mendapatkan pinjaman dari pihak eksternal.

Rencananya, dana pinjaman dari SMGR tersebut digunakan untuk pembangunan pabrik barunya di Rembang, Jawa Tengah dan Indarung, Padang, Sumatera Barat. Investasi untuk kedua pabrik tersebut menelan dana Rp 7 triliun.

Dari total kebutuhan itu, skema pinjamannya yaitu 40% atau Rp 2,8 triliun dari Export Credit Agency (ECA). Lalu, 10% atau Rp 700 miliar berasal dari kredit perbankan. Saat ini, SMGR sedang melakukan negosiasi, apakah skema ECA itu lebih murah dibanding kredit perbankan.


Jika ternyata malah lebih mahal, maka 50% komposisi pinjaman itu seluruhnya berasal dari kredit perbankan. “ECA maupun bank loan tetap kita lakukan kontrak. Proses tetap kita ikat. Tapi penarikannya tidak tahun ini, sesuai kebutuhan,” ucap Direktur Keuangan SMGR, Ahyanizzaman.

Ia mengatakan, pinjaman itu diperoleh dari suatu bank Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Hanya saja, Ahyanizzaman masih enggan menyebut apa bank tersebut.

SMGR juga yakin bisa menggunakan 50% dana atau sekitar Rp 3,5 triliun dari dana kas internal. Ada pun, posisi kas perusahaan pelat merah ini tercatat Rp 2,27 triliun pada kuartal ketiga 2013.

Nantinya dengan 2 pabrik baru itu, kapasitas produksi SMGR akan mencapai 40,8 juta ton di tahun 2017. Pada akhir 2013 kemarin, kapasitas produksinya yaitu 30 juta ton. Lalu di tahun 2014, kapasitas produksi SMGR ditargetkan berada di angka 31,8 juta ton.

Tahun ini, Ahyanizzaman bilang bahwa pihaknya menargetkan pertumbuhan pendapatan di atas 20%. Kemudian, target pertumbuhan laba sekitar 12%.

Analis CIMB Securities Linda Lauwira dan Erwin Teguh, dalam risetnya 12 Desember 2013 memperkirakan, pendapatan SMGR bisa naik ke posisi Rp 25,36 triliun di 2014. Kemudian, labanya bisa mencapai Rp 5,78 triliun.

Pekan lalu, saham SMGR tutup di angka 14.900. Harga tersebut meningkat 5,67% dibanding hari sebelumnya. Linda dan Erwin pun merekomendasikan beli dengan target harga 16.500.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Asnil Amri