SMGR yakin Pabrik Rembang beroperasi semester I



JAKARTA. PT Semen Indonesia Tbk (SMGR) memastikan polemik yang terjadi atas keberadaan Pabrik Rembang tak akan membuat operasional pabrik itu terhenti sepenuhnya.

"Kami yakin, semester I tahun ini bisa beroperasi," ujar Rizkan Chandra, Direktur Utama SMGR, Jumat (31/3).

Memang, polemik itu membuat peluang SMGR untuk menambah sumber pemasukannya menjadi tertunda. Apalagi, hingga saat ini perseroan masih menunggu Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS). Hasil kajian itu bakal menentukan nasib pabrik rembang.


Tapi, di sisi lain, manajemen menjamin tidak akan ada kerugian finansial yang muncul. Ia mengacu pada Peraturan Menteri ESDM tahun 2014. Dalam aturan itu disebutkan, lokasi Pabrik Rembang tidak berada di atas sungai atau mata air. Rembang juga bukan merupakan wilayah bentang alam kars yang selama ini juga menjadi salah satu isu dalam protes sejumlah pihak.

Rizkan menambahkan, sejatinya polemik yang terjadi selama ini juga kesalahan persepsi. Pabrik Rembang tidak berada di Pegunungan Kendeng seperti yang selama ini menjadi isu. Berdasarkan surat Keenterian ESDM, pabrik itu justru masuk ke wilayah Rembang bagian utara.

Jika digambarkan dalam peta, Rembang berada di bagian paling utara Pulau Jawa. Wilayah itu segaris lurus dengan Pulau Madura yang juga menjadi portofolio SMGR nanti.

Sementara, wilayah Pegunungan Kendeng berada tepat di bawah Rembang. Jadi, tidak ada strategi lain selain menunggu hasil kajian itu. "Semua izin sudah kami peroleh, sehingga yakin akan berakhir dengan baik," pungkas Rizkan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Dupla Kartini