SMI bersiap diri menjadi Bank Infrastruktur



JAKARTA. PT Sarana Multi Infrastruktur (Persero) sedang bersiap untuk menerima pengalihan aset dari Pusat Investasi Pemerintah, sebagai tahapan awal rencana pembentukan bank infrastruktur Indonesia yang diusulkan Kementerian Keuangan.

"Pengalihan aset ini 'inline' dengan rencana Kementerian Keuangan terkait pembentukan bank infrastruktur yang pada akhirnya berevolusi menjadi Lembaga Pembiayaan Pembangunan Indonesia," kata Direktur Utama PT SMI Emma Sri Martini di Jakarta, Rabu (25/2) malam.

Emma menjelaskan perubahan peran SMI sebagai lembaga pembiayaan yang fokus memperkuat infrastruktur dasar ini paling cepat akan terwujud pada 2017, atau menunggu proses pembahasan UU tentang lembaga baru tersebut dengan parlemen.


"Kita memerlukan Undang-Undang terkait evolusi lembaga ini dan itu memerlukan waktu bisa dua atau tiga tahun. Undang-Undang ini sudah masuk prolegnas 2017 dan harapannya bisa segera selesai agar SMI bisa bertransformasi menjadi bank infrastruktur," ujarnya.

Sebagai BUMN yang bernaung di Kementerian Keuangan, PT SMI mendapatkan tambahan Penyertaan Modal Negara sebesar Rp20,3 triliun yang terdiri dari penambahan murni Rp2 triliun dan pengalihan aset PIP Rp18,3 triliun, dalam APBN-Perubahan 2015.

Emma mengatakan pengalihan aset PIP tersebut akan selesai pada Agustus, sehingga PT SMI segera berjalan dengan fungsi barunya yaitu salah satunya memberikan pembiayaan kepada pemerintah daerah serta untuk proyek infrastruktur sosial seperti rumah sakit.

"PMN ini belum efektif berlaku, karena baru tercantum dan disetujui Undang-Undang APBN-P 2015, namun pelaksanaannya harus ada evaluasi terutama terkait aset piutang. Jadi efektifnya di semester dua, dana itu beralih kepada SMI, sekarang ini masih masa transisi," ujarnya.

Dengan adanya PMN ini, PT SMI menargetkan untuk melakukan percepatan pembiayaan proyek infrastruktur di seluruh Indonesia, khususnya kawasan Indonesia timur, sebagai upaya memberikan manfaat untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat.

PT SMI menargetkan pembiayaan infrastruktur dengan adanya tambahan PMN ini sebesar Rp10,8 triliun hingga dua tahun mendatang, dengan rincian sebesar Rp4 triliun pada 2015 dan sisanya sebesar Rp6,8 triliun pada 2016.

"Total nilai proyek yang dibiayai adalah sekitar Rp100 triliun dan diharapkan mampu menciptakan 'multiplier effect' sebesar 9,2 kali. Khususnya ini, untuk proyek yang terkait dengan transportasi, kemaritiman dan kelistrikan," kata Emma.

Berdasarkan portofolio perusahaan per 31 Desember 2014, PT SMI telah memberikan komitmen pembiayaan sebesar Rp5,5 triliun dengan total nilai proyek mencapai Rp45,5 triliun serta penambahan manfaat (multiplier effect) sebesar 8,2 kali.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yudho Winarto