JAKARTA. Kinerja PT Summarecon Agung Tbk (SMRA) melorot tajam di kuartal I 2016 akibat membengkaknya beban yang harus ditanggung perseroan. Berdasarkan laporan keuangan yang dirilis SMRA, laba bersih perseroan kuartal I 2016 hanya tercatat sebesar Rp 28,2 miliar, melorot 88,5% dari Rp 247 miliar pada periode yang sama tahun sebelumnya. Sementara pendapatan SMRA masih tercatat tumbuh 10% dari Rp 945,6 miliar menjadi Rp 1,04 triliun. Namun, beban pokok penjualan dan beban langsung SMRA melonjak 56,5% dari Rp 364 miliar menjadi Rp 570 miliar. Andriyanto Pitoyo Adhi, Direktur Utama PT Summarecon Agung Tbk mengatakan tahun lalu bisnis properti terpuruk karena adanya ketidakpastian pajak dan aturan Loan To Value (LTV). Namun tahun ini ada keyakinan untuk bisa bertumbuh walaupun di tahun ini kemampuan daya beli masyarakat belum pulih.
SMRA jualan properti di harga Rp 1,1 M
JAKARTA. Kinerja PT Summarecon Agung Tbk (SMRA) melorot tajam di kuartal I 2016 akibat membengkaknya beban yang harus ditanggung perseroan. Berdasarkan laporan keuangan yang dirilis SMRA, laba bersih perseroan kuartal I 2016 hanya tercatat sebesar Rp 28,2 miliar, melorot 88,5% dari Rp 247 miliar pada periode yang sama tahun sebelumnya. Sementara pendapatan SMRA masih tercatat tumbuh 10% dari Rp 945,6 miliar menjadi Rp 1,04 triliun. Namun, beban pokok penjualan dan beban langsung SMRA melonjak 56,5% dari Rp 364 miliar menjadi Rp 570 miliar. Andriyanto Pitoyo Adhi, Direktur Utama PT Summarecon Agung Tbk mengatakan tahun lalu bisnis properti terpuruk karena adanya ketidakpastian pajak dan aturan Loan To Value (LTV). Namun tahun ini ada keyakinan untuk bisa bertumbuh walaupun di tahun ini kemampuan daya beli masyarakat belum pulih.