JAKARTA. Sektor properti tampaknya masih suram dalam empat bulan pertama tahun ini. Hingga akhir April lalu, PT Summarecon Agung Tbk (SMRA) baru mencetak marketing sales alias pra penjualan Rp 700 miliar. Perolehan marketing sales ini setara 15,5% dari target tahun ini, yakni Rp 4,5 triliun. Direktur Utama Summarecon Agung Andriyanto Pitoyo Adhi mengatakan, tahun lalu bisnis properti terpuruk karena ketidakpastian pajak dan aturan loan to value (LTV). Tapi, dia yakin, bisa bertumbuh, walaupun di tahun ini kemampuan daya beli masyarakat belum pulih. "Makanya produk yang kami luncurkan kami dekatkan tingkat kemampuan daya beli masyarakat," kata Adhi.
SMRA tambah pasar menengah
JAKARTA. Sektor properti tampaknya masih suram dalam empat bulan pertama tahun ini. Hingga akhir April lalu, PT Summarecon Agung Tbk (SMRA) baru mencetak marketing sales alias pra penjualan Rp 700 miliar. Perolehan marketing sales ini setara 15,5% dari target tahun ini, yakni Rp 4,5 triliun. Direktur Utama Summarecon Agung Andriyanto Pitoyo Adhi mengatakan, tahun lalu bisnis properti terpuruk karena ketidakpastian pajak dan aturan loan to value (LTV). Tapi, dia yakin, bisa bertumbuh, walaupun di tahun ini kemampuan daya beli masyarakat belum pulih. "Makanya produk yang kami luncurkan kami dekatkan tingkat kemampuan daya beli masyarakat," kata Adhi.