Menyebalkan memang. Kalau saban hari, pesan singkat (SMS) yang masuk kebanyakan isinya penawaran kredit tanpa agunan (KTA) dan pinjaman dengan agunan bukti pemilikan kendaraan bermotor (BPKB). Ini bukan cerita lama. Hujan SMS tersebut saya alami sebulan terakhir. Penawaran KTA dan pinjaman beragunan BPKB melalui fitur layanan pesan singkat kembali marak. Setiap hari, minimal ada empat SMS seperti itu yang datang. Gilanya lagi, si pengirim tidak hanya melayangkan penawaran tersebut melalui SMS. Tapi juga lewat aplikasi percakapan WhatsApp (WA). Kalau via WA, sih, enak, kita bisa langsung blokir, tuh, nomor si pengirim. La, kalau lewat SMS, kita bisa apa. Bisa, sih, kita "memblokirnya". Tapi, prosesnya ribet. Misalnya, mesti buat laporan dulu ke Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
SMS KTA
Menyebalkan memang. Kalau saban hari, pesan singkat (SMS) yang masuk kebanyakan isinya penawaran kredit tanpa agunan (KTA) dan pinjaman dengan agunan bukti pemilikan kendaraan bermotor (BPKB). Ini bukan cerita lama. Hujan SMS tersebut saya alami sebulan terakhir. Penawaran KTA dan pinjaman beragunan BPKB melalui fitur layanan pesan singkat kembali marak. Setiap hari, minimal ada empat SMS seperti itu yang datang. Gilanya lagi, si pengirim tidak hanya melayangkan penawaran tersebut melalui SMS. Tapi juga lewat aplikasi percakapan WhatsApp (WA). Kalau via WA, sih, enak, kita bisa langsung blokir, tuh, nomor si pengirim. La, kalau lewat SMS, kita bisa apa. Bisa, sih, kita "memblokirnya". Tapi, prosesnya ribet. Misalnya, mesti buat laporan dulu ke Otoritas Jasa Keuangan (OJK).