Snap Inc menghapus akun promosi Presiden Trump di Snapchat



KONTAN.CO.ID -SAN FRANCISCO.  Snap Inc (NYSE: SNAP) tak lagi mempromosikan akun Presiden AS Donald Trump di Snapchat's Discover, menyusul pekan lalu, akun tersebut  berdasarkan akurasi akun itu tidak memenuhi syarat untuk tidak bersikap rasial dan radikal.

"Kami tidak akan memperkuat promosi gratis, akun-akun yang menghasut kekerasan rasial dan ketidakadilan di Discover," kata Snap dalam sebuah pernyataan resmi , seperti dilansir Reuters (4/6).

Menurut Snap, kekerasan rasial dan ketidakadilan tidak memiliki tempat di masyarakat. “Kami berdiri berdiri bersama dengan semua yang mencari perdamaian, cinta, kesetaraan, dan keadilan di Amerika," lanjut  peryataan itu.


Pasca pengumuman, perusahaan dengan kode saham SNAP, harganya turun 2,4%.

Akun Snapchat Trump, sebagian besar terdiri dari konten kampanye dan tidak mengandung retorika informal yang  Trump gunakan secara teratur di platform favorit Trump yakni Twitter. Inimembuat publik bisa mengakses dengan mengikutinya atau mencarinya.

Saingan Trump sebagai kandidat Presiden AS Demokrat Joe Biden langsung memanfaatkan kesemptan ini dengan strategi menghadang Trump dalam pemilihan Presiden AS pada bulan November. Dalam sebuah video yang diposting Biden di Snapchat dengan bangga mengatakan bahwa ia mencalonkan diri sebagai presiden dan masih berada di Snapchat.

Dalam sebuah pernyataan, manajer kampanye Trump Brad Parscale menuduh Snap tengah  berusaha mencurangi pemilihan dengan mempromosikan Biden dengan menekan konten Trump. “Snap mempromosikan video kerusuhan kiri ekstrem serta  mendorong pengguna untuk menghancurkan Amerika,” tudingnya.

Snap mengatakan, Discover menampilkan banyak suara  dengan aneka spektrum politik, termasuk Partai Republik dan Demokrat.

Twitter memicu kehebohan pekan lalu dengan menempatkan label pada beberapa tweet Trump yang disebut melanggar aturan tentang informasi yang menyesatkan dan mengagungkan kekerasan, termasuk yang menggunakan frasa yang dibebankan secara rasis seperti ketika penjarahan dimulai atau  penembakan dimulai."

Facebook (NASDAQ: FB) menolak untuk mengambil tindakan pada posting yang sama, meski keputusan ini memicu protes karyawan pada hari Senin.

Hanya Snap tidak merinci komentar Trump yang dianggap menghasut, tetapi Kepala Eksekutif Evan Spiegel mengatakan kepada stafnya dalam memo Minggu bahwa ia akan memantau  pembicaraan konten yang memecah belah dan kekerasan rasial dan ketidakadilan di Amerika."

Dia mencatat, Discover adalah platform kurasi sehingga mereka bisa memutuskan konten yang bisa dipromosikan.

Perusahaan mengatakan keputusannya untuk menghapus konten presiden dari Discover dibuat pada akhir pekan.

 

Editor: Titis Nurdiana