JAKARTA. Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta akan mempertimbangkan tawaran untuk memanfaatkan bus listrik sebagai salah satu transportasi umum di wilayah ibu kota. Hal tersebut disampaikan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama setelah menerima kunjungan produsen bus listrik PT Sarimas Ahmadi Pratama. "Kita berminat, sangat berminat. Hanya saja, mereka bisa atau tidak memproduksi bus listrik dalam jumlah massal dan dengan harga yang ekonomis. Ini yang jadi pertanyaan kita," kata Basuki di Balai Kota, Jakarta Pusat, Kamis (15/1). Selain itu, ia pun meminta sebelum benar-benar dioperasikan, pihak produsen harus mendapatkan izin operasional terlebih dahulu dari Dirjen Angkutan Darat Kementerian Perhubungan RI. "Coba dioperasikan di jalur busway bolak-balik pada malam hari, lalu dilihat apakah bus itu mogok atau tidak," ujar Basuki. Apabila bus listrik itu benar-benar terbukti layak untuk dioperasikan, maka Pemprov DKI meminta dimasukkan ke dalam katalog elektronik (e-catalogue), sehingga pembeliannya dapat dilakukan dengan mudah. Sementara itu, Direktur Utama PT Sarimas Ahmadi Pratama Dasep Ahmadi menuturkan bus listrik yang diproduksinya memiliki dua jenis. Yakni bus sedang dengan kapasitas 20 penumpang dan bus besar berkapasitas 60 penumpang. "Bus listrik ini juga sangat hemat energi dan tidak menghasilkan emisi atau gas buang. Terlebih, garansi untuk daya tahan mesinnya bisa mencapai lebih dari 15 tahun," tutur Dasep. Untuk operasionalnya, dia mengungkapkan bus yang dibanderol dengan harga Rp 3 miliar per unit tersebut hanya perlu diisi ulang dengan listrik selama dua jam, dan bus dapat pun menempuh jarak hingga 250 kilometer. Bus yang dirakit di Depok itu sebelumnya juga sudah pernah ditawarkan kepada Pemerintah Kota Bandung, Yogyakarta dan Solo pada 2013 lalu. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Soal bus listrik, Ahok akan pertimbangkan dulu
JAKARTA. Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta akan mempertimbangkan tawaran untuk memanfaatkan bus listrik sebagai salah satu transportasi umum di wilayah ibu kota. Hal tersebut disampaikan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama setelah menerima kunjungan produsen bus listrik PT Sarimas Ahmadi Pratama. "Kita berminat, sangat berminat. Hanya saja, mereka bisa atau tidak memproduksi bus listrik dalam jumlah massal dan dengan harga yang ekonomis. Ini yang jadi pertanyaan kita," kata Basuki di Balai Kota, Jakarta Pusat, Kamis (15/1). Selain itu, ia pun meminta sebelum benar-benar dioperasikan, pihak produsen harus mendapatkan izin operasional terlebih dahulu dari Dirjen Angkutan Darat Kementerian Perhubungan RI. "Coba dioperasikan di jalur busway bolak-balik pada malam hari, lalu dilihat apakah bus itu mogok atau tidak," ujar Basuki. Apabila bus listrik itu benar-benar terbukti layak untuk dioperasikan, maka Pemprov DKI meminta dimasukkan ke dalam katalog elektronik (e-catalogue), sehingga pembeliannya dapat dilakukan dengan mudah. Sementara itu, Direktur Utama PT Sarimas Ahmadi Pratama Dasep Ahmadi menuturkan bus listrik yang diproduksinya memiliki dua jenis. Yakni bus sedang dengan kapasitas 20 penumpang dan bus besar berkapasitas 60 penumpang. "Bus listrik ini juga sangat hemat energi dan tidak menghasilkan emisi atau gas buang. Terlebih, garansi untuk daya tahan mesinnya bisa mencapai lebih dari 15 tahun," tutur Dasep. Untuk operasionalnya, dia mengungkapkan bus yang dibanderol dengan harga Rp 3 miliar per unit tersebut hanya perlu diisi ulang dengan listrik selama dua jam, dan bus dapat pun menempuh jarak hingga 250 kilometer. Bus yang dirakit di Depok itu sebelumnya juga sudah pernah ditawarkan kepada Pemerintah Kota Bandung, Yogyakarta dan Solo pada 2013 lalu. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News