JAKARTA. PT Bank Mandiri Tbk semakin memantapkan posisinya sebagai bank terbesar di Indonesia. Selain asetnya yang terus melonjak, Bank BUMN ini juga menjadi bank dengan komposisi dana murah (tabungan dan giro) terbesar di Indonesia. Laporan Keuangan Bank Mandiri mencatat, selama tahun 2013, total dana murah di bank itu mencapai Rp 359,95 triliun atau bertambah sebesar Rp 43,83 triliun. Sebagai perbandingan, dana murah Bank BRI sampai tahun 2013 sebesar Rp 288,19 triliun.
Besarnya porsi dana murah di Bank Mandiri tersebut sejalan dengan ekspansi jaringan dan meningkatnya kualitas layanan kepada nasabah. Sampai tahun lalu, Mandiri memiliki sebanyak 2.050 kantor cabang, 2.465 kantor mikro dan 11.514 ATM di seluruh Indonesia. Jumlah rekening nasabah baru selama 2013 sebanyak 3,5 juta sehingga totalnya menjadi 14 juta rekening nasabah. Direktur Utama Bank Mandiri Budi Gunadi Sadikin mengatakan, peningkatan dana murah menjadi indikator bahwa kepercayaan dan kepuasan nasabah terhadap layanan Bank Mandiri terus meningkat. “Saat ini porsi dana murah Bank Mandiri merupakan yang terbesar. Hal ini tentu memberikan ruang lebih luas bagi Bank Mandiri untuk menyalurkan kredit dengan suku bunga yang kompetitif ke berbagai sektor ekonomi di seluruh Indonesia,” jelasnya usai paparan Kinerja Bank Mandiri Senin Sore (10/2/2014). Budi menambahkan, meningkatnya dana pihak ketiga di Bank Mandiri, yaitu total mencapai Rp 556,34 triliun atau bertambah Rp 73,42 triliun, turut mendorong pertumbuhan aset perseroan menjadi Rp 733,10 triliun. Sebagai bank terbesar, lanjut Budi, Bank Mandiri akan terus memperkuat nilai perusahaan, baik melalui strategi organik maupun nonorganik.
Salah satu strategi non organik yang telah dilakukan Bank Mandiri adalah dengan mengakuisisi Inhealth. Dengan masuknya Inhealth, kini rantai bisnis Bank Mandiri semakin lengkap dan terintegrasi. Sampai tahun 2013, kontribusi anak-anak usaha di Bank Mandiri terhadap laba bersih perusahaan mencapai Rp 2,03 triliun, meningkat lebih dari 5 kali lipat dibandingkan kontribusi tahun 2009 yang baru Rp 401 miliar. “Strategi pertumbuhan non organik ini juga menjadi bagian dari upaya Bank Mandiri untuk terus memperkuat perusahaan menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean tahun 2020. Target Bank Mandiri adalah menjadi yang terbaik di ASEAN, dan karena itu kami akan terus memaksimalkan setiap peluang untuk penguatan perusahaan,” tegasnya. (Yoni Iskandar) Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Sanny Cicilia