Soal gagal bayar proyek jet tempur Korsel, ini penjelasan Kemenhan



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah Indonesia masih melakukan renegosiasi untuk proyek jet tempur dengan Korea Selatan. Renegosiasi berkaitan dengan pembagian dalam biaya pengembangan jet tempur tersebut.

Sebelumnya Indonesia dan Korea Selatan telah sepakat dalam pengembangan jet tempur yang disebut KFX-IFX.

"Saat ini Pemerintah akan melakukan renegoisasi tahap berikutnya terkait dengan cost share yg harus dibayar oleh Pemerintah Indonesia," ujar Juru Bicara Kementerian Pertahanan Dahnil Anzar Simanjuntak saat dihubungi Kontan.co.id, Senin (7/9).


Sebelumnya Indonesia sepakat membayar 20% dari proyek bernilai total 8,8 triliun won tersebut. Bila dirupiahkan Indonesia menanggung biaya pengembangan sekitar Rp 21 triliun.

Baca Juga: Korea Selatan sebut Indonesia menunggak Rp 6,2 triliun dalam proyek jet tempur

Namun saat ini Indonesia meminta penurunan pembagian biaya tersebut. Indonesia meminta penurunan menjadi 15% dari total proyek.

"Pemerintah Korsel belum menyepakati permintaan kita terkait penurunan cost share Indonesia dari 20% menjadi 15%, namun hanya memperoleh pengurangan menjadi 18,8%," terang Dahnil.

Saat ini, Korea Selatan terus melakukan pengembangan proyek tersebut. Awal pekan ini, Korea Selatan memulai perakitan terakhir prototipe jet pertama setelah konfirmasi akhir desain tahun lalu.

Baca Juga: Terbang ke Turki, Prabowo temui sejumlah pihak bahas kerja sama pertahanan

Menurut Administrasi Program Akuisisi Pertahanan (DAPA), prototipe tersebut diharapkan akan diluncurkan pada paruh pertama tahun 2021. Targetnya, Korea Selatan akan menyelesaikan proyek jet tempur ini tahun  2026.

Sebelumnya media Korea Selatan, Yonhap, menyatakan Indonesia gagal bayar Rp 6,2 triliun untuk proyek tersebut. Seharusnya Indonesia membayar pada Agustus 2020 lalu.

Selanjutnya: Bahrain mengizinkan penerbangan UEA-Israel melintasi wilayah udaranya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Noverius Laoli