KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso menegaskan bahwa penugasan impor 2 juta ton beras hanya akan dilaksanakan jika ada kebutuhan yang mendesak. Buwas, sapaan akrab Budi Waseso mengatakan saat ini Bulog masih berusaha menyerap hasil panen dalam negeri. Namun, jika memang ada kekurangan dalam penyerapan Bulog baru akan melakukan impor. "Jadi impor kita hanya sesuai kebutuhan," kata Buwas pada Media, Kamis (6/4).
Baca Juga: Bulog Realisasikan Penyerapan 15.000 Ton Beras dari Penggilingan Padi, Ini kata Buwas Buwas menjelaskan penugasan impor 2 juta ton ini bukan berarti harus terealisasi sepenuhnya. Menurutnya jika seluruh kebutuhan beras dapat dicukupi dengan produksi dalam negeri, maka Bulog tidak perlu melakukan impor. Buwas menilai keluarnya perizinan impor ini hanya untuk memudahkan Bulog jika sewaktu-waktu kondisi Cadangan Beras Pemerintah (CBP) tidak memenuhi target yang ditetapkan oleh pemerintah. "Kalau kita dapat kuota kita tidak ngurus-ngurus lagi, artinya kita sudah dapat izin. Sekarang tugasnya Bulog mendapatkan itu untuk kebutuhan," ungkap Buwas. Sementara, untuk impor 500.000 ton yang harus segera dilaksanakan, Bulog mengatakan saat ini masih memperhitungkan kemungkinannya. Sebab, 500.000 ton ini akan menjadi pertimbangan untuk penugasan penyaluran bantuan sosial beras. "Jadi kita hitung-hitung untuk bansos kebutuhannya sampai berapa, sekarang kan sudah ada peningkatan penyerapan dalam negeri, kita salurkan untuk bansos, dihitung tinggal berapa, cukup tidak, kalau kurang cuma 100.000, kita datangkan 100.000 dulu," ungkap Buwas.
Baca Juga: Rencana Impor Beras 2 Juta Ton untuk Cadangan, Jokowi: Ada Potensi Kemarau Panjang Diketahui, Bulog telah mengantongi izin untuk melakukan impor sebanyak 2 juta ton beras pada tahun ini. Rencana impor beras tersebut merupakan hasil dari rapat internal bersama Presiden Jokowi pada Jumat (24/3) yang tertuang dalam salinan surat. Dalam surat itu, Bulog diperintahkan mengimpor 2 juta ton beras pada tahun ini di mana 500.000 ton harus didatangkan secepatnya. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Herlina Kartika Dewi