Soal Impor Beras 250.000 Ton dari Kamboja, Jokowi: Dalam Perjalanan



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan, 250.000 ton beras impor dari Kamboja saat ini masih dalam perjalanan. Ia mengungkapkan beras impor tersebut merupakan bagian dari 400.000 ton sisa kuota impor tahun ini. 

Beras impor dari Kamboja paling lambat akan mulai sampai pada November mendatang. 

"Jadi barangnya dalam perjalanan menuju ke gudang-gudang Bulog. paling lama Pak Kabulog menyampaikan paling lambat November dalam perjalanan. Masa datang, ngomong, langsung sudah sampai gudang," kata Jokowi dalam Peninjauan Gudang Buloh di Dramaga, Senin (11/9). 


Kepala Negara menyebut, impor yang dilakukan pemerintah dalam rangka memastikan cadangan beras pemerintah. Pasalnya, ketersediaan cadangan beras pemerintah diperlukan untuk menjaga agar tidak terjadi kenaikan harga yang lebih tinggi dampak adanya El Nino. 

Baca Juga: Bulog: 400.000 Ton Beras Impor Sudah Selesai Kontrak

"Ini untuk memastikan bahwa kita memiliki cadangan strategis stok. Harus, harus untuk menjaga agar tidak terjadi kenaikan, karena memang produksi pasti turun karena El Nino, meskipun juga saya liat angkanya juga tidak banyak," imbuhnya. 

Adapun keinginan Indonesia untuk mendatangkan beras dari Kamboja disampaikan Jokowi saat menerima Perdana Menteri Kamboja Hun Manet di Istana Merdeka, Jakarta pada 4 September lalu.

Meski stok beras di gudang Bulog cukup, Ia memandang pemerintah masih perlu melakukan impor beras untuk memastikan cadangan stok beras terpenuhi. Hal tersebut juga dimaksudkan untuk meminimalisir terjadinya kenaikan harga beras di pasar akibat fenomena El Nino yang terjadi hampir di semua negara. 

“Ini untuk memastikan bahwa kita memiliki cadangan strategis stok. Harus itu untuk menjaga agar tidak terjadi kenaikan karena memang produksi pasti turun karena El Nino, meskipun saya lihat angkanya juga tidak banyak,” lanjutnya. 

Baca Juga: Pastikan Stok Beras di Bulog Mencukupi, Jokowi Minta Masyarakat Tak Khawatir

Jokowi menyampaikan, dirinya telah berkomunikasi dengan sejumlah pemimpin negara untuk mengimpor beras ke Indonesia. Menurutnya proses negosiasi dilakukan oleh Bulog, dimana untuk memastikan terjadinya transaksi atau tidak. 

“Saya sudah bicara dengan Perdana Menteri Hun Manet, dengan Presiden Bangladesh yang punya stok, dengan Perdana Menteri Modi, dengan RRT juga dengan Premier Li. Stok kita sudah banyak, tapi kita tetap masih melihat di mana yang bisa. Tidak untuk sekarang, tapi untuk plan tahun depan juga mengantisipasi,” tambahnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Tendi Mahadi