Soal Kapal Perang di Kuba, Rusia Sebut Barat Tidak Peka Atas Sinyal Diplomatik Moskow



KONTAN.CO.ID - MOSKOW/HAVANA. Pada Kamis (13/6/2024), Rusia mengatakan bahwa Amerika Serikat tidak perlu khawatir dengan kapal perang Rusia di Kuba.

Namun, menurut Moskow, negara-negara Barat tampaknya tuli terhadap sinyal diplomatik apa pun dari Moskow dan hanya memperhatikan ketika tentara atau angkatan laut mereka mengambil tindakan.

Reuters melaporkan, kapal fregat angkatan laut Rusia dan kapal selam bertenaga nuklir meluncur ke pelabuhan Havana pada hari Rabu.


Ini merupakan tempat persinggahan yang menurut AS dan Kuba tidak menimbulkan ancaman. Akan tetapi secara luas dipandang sebagai unjuk kekuatan Rusia ketika ketegangan meningkat akibat perang Ukraina.

Penasihat keamanan nasional Gedung Putih Jake Sullivan mengatakan tidak ada bukti Rusia mengirimkan rudal apa pun ke Kuba. Namun AS akan tetap waspada.

Ketika ditanya tentang kegelisahan di Washington atas ketakutan bahwa Rusia akan mengirim personel militer ke Kuba atau bahkan membuat pangkalan militer di pulau itu, juru bicara Kremlin Dmitry Peskov mengatakan latihan semacam itu adalah praktik yang umum.

Baca Juga: Pengamat: Armada Kapal Perang Putin di Kuba Peringatan Langsung untuk Biden

“Ini adalah praktik normal yang dilakukan semua negara, termasuk kekuatan maritim besar seperti Rusia,” kata Peskov kepada wartawan. 

Dia menambahkan, "Jadi kami tidak melihat alasan untuk khawatir dalam kasus ini."

Fregat Laksamana Gorshkov dan kapal selam bertenaga nuklir Kazan, berlayar ke pelabuhan Havana pada hari Rabu setelah melakukan pelatihan senjata rudal presisi tinggi di Samudra Atlantik.

Kementerian luar negeri Kuba mengatakan, kapal-kapal tersebut tidak membawa senjata nuklir. Pernyataan yang sama juga disuarakan oleh para pejabat AS.

Ketika ditanya sinyal apa yang dikirimkan Moskow, juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia Maria Zakharova mengatakan negara-negara Barat tidak pernah memperhatikan ketika Rusia mengirimkan sinyal melalui saluran diplomatik.

“Saat melakukan latihan atau perjalanan laut, kami langsung mendengar pertanyaan dan keinginan untuk mengetahui isi pesan tersebut. Mengapa hanya sinyal yang berhubungan dengan tentara dan angkatan laut kita yang sampai ke Barat?” kata Zakharova. 

Dia menambahkan, “Mengapa Barat tetap tuli, dan kemudian melakukan kampanye paling kuat untuk mencegah sinyal Rusia memasuki wilayah informasinya?”

Baca Juga: Kapal Selam Nuklir dan Kapal Perang Rusia Bersiap Latihan Perang Dekat Perbatasan AS

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie