KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Pada tanggal 05 Januari 2024, pukul 06.03 WIB, terjadi kecelakaan yang melibatkan Kereta Api (KA) Turangga relasi Surabaya Gubeng - Bandung dan Commuter Line Bandung Raya di km 181+700 petak jalan antara Stasiun Haurpugur - Stasiun Cicalengka. Menanggapi hal itu, Ketua Institut Studi Transportasi (Instran) Ki Darmaningtyas mengatakan, kecelakaan tersebut dapat menjadi pembelajaran bagi PT Kereta Api Indonesia (KAI) maupun Kementerian Perhubungan (Kemenhub). Bagi PT KAI, perlu lebih diperhatikan manajemen operasional, termasuk menjamin petugas lapangan dalam hal ini pengatur perjalanan kereta api dalam kondisi yang fit. Bagi Kemenhub, hal ini merupakan dorongan untuk secepatnya membangun rel ganda di jalur – jalur yang potensial.
Setelah kejadian ini, PT KAI diminta lebih baik fokus pada pengembangan kereta api yang berkeselamatan. Karena jika diperhatikan perkembangan sekarang ini, PT KAI lebih condong mengembangkan kereta – kereta yang komersial seperti kereta luxury dan kereta panorama yang semuanya itu lebih bersifat komersial.
Baca Juga: Kecelakaan KA di Bandung, Tim Gabungan Terus Lakukan Evakuasi Padahal kecelakaan kereta juga belum lama terjadi pada Oktober 2023 yang melibatkan KA Argo Semeru dan KA Argo Wilis. Darmaningtyas mendorong PT KAI menerapkan sanksi tegas kepada sumber daya manusia (SDM) yang bertanggung jawab atas insiden kecelakaan yang terjadi. Karena lokasi kecelakaan yang merupakan rel tunggal telah beroperasi lama dan baru saat ini terjadi kecelakaan. Darmaningtyas menduga ada kelalaian di pengatur perjalanan kereta api yang mengizinkan kereta boleh jalan atau tidak. Meski begitu, Ia meminta masyarakat menunggu hasil penyelidikan dan investigasi Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) atas insiden kecelakaan kereta yang terjadi di Bandung. “Tapi menurut saya yang paling tepat adalah menunggu temuan KNKT,” ujar Darmaningtyas saat dihubungi Kontan, Jumat (5/1). Adapun, dalam upaya penyelidikan lebih lanjut terkait kecelakaan tersebut, Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) telah mengambil langkah cepat dengan menurunkan tim investigasi ke lokasi kejadian. Tim yang bertugas terdiri dari Gusnaedi Rachmanas (IIC), Aditya W.S Yudishtira dan Yogi Arisandi (Anggota), Agus Marson (Tenaga Ahli). Kegiatan investigasi berlangsung selama 4 hari, terhitung mulai tanggal 05 Januari 2024 sampai 08 Januari 2024.
Baca Juga: KAI Buka Suara Terkait Gangguan Perjalanan di Lintas Haupugur-Cicalengka KNKT turut menyampaikan duka cita yang mendalam kepada keluarga korban dan berharap agar para korban yang terluka segera pulih dengan cepat.
“Kami sedang melakukan pengumpulan data dan informasi faktual, termasuk keterangan para saksi sambil menunggu hasil investigasi dari teman-teman investigator di lapangan. Kami akan melakukan analisis menyeluruh terhadap faktor-faktor yang berkontribusi terhadap kejadian kecelakaan, serta melakukan koordinasi dengan beberapa pihak terkait,” jelas Ketua KNKT Soerjanto Tjahjono dalam keterangan tertulisnya, Jumat (5/1). Juru Bicara Kementerian Perhubungan Adita Irawati proses evakuasi telah dilakukan bersama tim gabungan yang di antaranya terdiri dari Basarnas, Kepolisian, KAI, dan pemerintah daerah setempat. Selain itu, Kemenhub juga telah mengirimkan sarana penolong dari stasiun kereta Kiaracondong di Bandung dan stasiun Solo Balapan. Saat ini sarana penolong tersebut sudah berada di lokasi untuk membantu proses evakuasi. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Anna Suci Perwitasari