Soal Kemungkinan Freeport Bangun Smelter di Papua, Ini Kata Menteri ESDM



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengakui PT Freeport Indonesia telah menyanggupi untuk membangun smelter di Papua dengan catatan hasil eksplorasi cadangan bijih tembaga di area konsensinya mencukupi. 

Sebagai informasi, Freeport mengoperasikan tambang di kawasan mineral Grasberg, Papua yang merupakan salah satu deposit tembaga dan emas terbesar di dunia. 

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif mengemukakan, jika ada tambahan produksi konsentrat tembaga untuk diolah menjadi produk lebih lanjut, tidak menutup kemungkinan Freeport Indonesia diminta membangun smelter di Papua. 


“Ada enggak tambahan produksi konsentrat, kalau ada tambahan itu bisa diproses di Papua. Dan mereka Freeport menyanggupi untuk itu,” jelasnya ketika ditemui di Gedung Kementerian ESDM, Jumat (23/6). 

Baca Juga: BKPM: Investasi Pembangunan Smelter Freeport di Gresik Telah Mencapai Rp 33 Triliun

Arifin menyatakan, pemerintah yakin bahwa cadangan bijih tembaga di konsesi lahan Freeport masih melimpah. Maka itu pihaknya meminta agar PTFI melakukan eksplorasi untuk memastikan keberadaan bijih tembaganya. 

Namun sampai saat ini Arifin mengakui belum tahu dengan siapa partner yang akan digandeng Freeport Indonesia dalam membangun fasilitas pengolahan dan pemurnian mineral ini di Papua. 

Sebelumnya Arifin mengatakan, perpanjangan izin pertambangan Freeport Indonesia setelah 2041 yang akan diberikan pemerintah sesuai dengan peraturan yang ada yakni diberikan pada industri pertambangan yang terintegrasi dan memiliki jumlah cadangan yang cukup. 

Melalui perpanjangan kontrak, Menteri ESDM berharap Freeport Indonesia bisa memberikan tambahan pada pendapatan dan manfaat untuk pemerintah dan negara. 

Sebagai informasi, saat ini PTFI saat ini membangun smelter baru berkapasitas 1,7 juta DMT konsentrat tembaga per tahun dengan investasi sekitar US$ 3 miliar (sekitar Rp 43 triliun). 

Baca Juga: Intip Prospek Harga Tembaga di Tengah Rencana Larangan Ekspor Tembaga Mentah

Ini merupakan smelter kedua PTFI, di mana smelter pertama telah dibangun sejak 1996 bersama dengan Mitsubishi membentuk perusahaan PT Smelting. 

Saat ini kapasitas PT Smelting sedang diekspansi dengan tambahan kapasitas sebesar 300.000 DMT konsentrat tembaga per tahun. Saat ini kapasitas PT Smelting sedang diekspansi dengan tambahan kapasitas sebesar 300.000 DMT konsentrat tembaga per tahun. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Herlina Kartika Dewi