Soal kenaikan harga pangan, BPS: Bukan karena naiknya permintaan



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Suhariyanto melihat, kenaikan harga makanan pada bulan Januari 2021 murni karena kenaikan harga, bukan karena permintaan yang meningkat masif. 

“Memang lebih dipengaruhi oleh peningkatan harga di sisi supply (persediaan),” ujar Suhariyanto, Senin (1/2) via video conference

Sebelumnya, kelompok makanan, minuman, dan tembakau ini tercatat mengalami inflasi sebesar 0,81% mom atau memberi andil pada inflasi sebesar 0,21%. 


Baca Juga: Dari 90 kota yang dipantau BPS, sebanyak 75 kota mencatat inflasi pada Januari 2021

Beberapa komoditas dalam kelompok ini yang mengalami peningkatan harga antara lain cabai rawit dengan andil 0,08% dan ikan segar dengan andil 0,04%. Peningkatan harga kedua komoditas ini dipengaruhi oleh faktor musiman, yaitu musim penghujan yang terjadi pada bulan tersebut. 

Selain itu, ada badai La Nina menyebabkan curah hujan menjadi tinggi. Bahkan, ada beberapa daerah sentra produksi yang mengalami banjir dan membuat harga komoditas tersebut meningkat. 

Kemudian, ada juga komoditas tempe yang mengalami peningkatan harga dengan andil inflasi 0,03% dan tahu mentah dengan andil 0,02%. Kalau peningkatan harga kedua komoditas ini disebabkan oleh harga kedelai di pasar internasional yang naik. 

Baca Juga: BPS: Jumlah kunjungan wisman di sepanjang tahun 2020 hanya 4,02 juta

Ke depan, Suhariyanto meminta pemerintah untuk untuk memperhatikan pasokan pangan, terutama makanan pokok seperti beras. Kemudian, Indonesia juga perlu mewaspadai potensi bencana yang bisa saja terjadi di tahun ini. 

“Seperti banjir. Karena banjir kan pengaruhnya buruk. Namun, kita berharap agar pengaruhnya tidak seburuk itu, sehingga potensi yang kita miliki tetap akan terjaga,” tandasnya. 

Selanjutnya: BPS catat inflasi Januari 2021 sebesar 0,26%

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Tendi Mahadi