Soal konglomerasi, BII siap suntik anak usaha



JAKARTA. PT Bank International Indonesia Tbk (BII) mengaku siap menyambut aturan baru Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengenai kewajiban penyediaan modal minimum terintegrasi bagi konglomerasi keuangan. Berdasarkan aturan itu, OJK akan memantau modal konglomerasi.

Pemantauan modal konglomerasi ini terdiri dua jenis. Pertama adalah penghitungan kewajiban modal berdasarkan masing-masing entitas unit usaha. Dan kedua adalah penghitungan kewajiban modal secara grup. Nah, jika secara konglomerasi modal cukup tetapi anak usaha kurang, OJK akan meminta induk menyuntikkan modal.

Direktur Utama BII, Taswin Zakaria mengatakan, BII akan selalu memenuhi aturan minimal yang diatur oleh regulator. “Kalau ada perubahan aturan ketentuan dan penghitungan modal minimal anak dan group usaha, kita akan penuhi,” ujar Taswin, Kamis (6/8). Sampai semester I-2015 tercatat, modal inti BII adalah sebesar Rp 11,9 triliun atau naik 22,23% dari semester I tahun lalu. Sedangkan untuk modal inti secara konsolidasi BII dan dua anak usahanya yaitu WOM Finance dan BII Finance adalah sebesar Rp 13,5 triliun atau naik 27,65%. Sampai semester I ini CAR perseroan masih terjaga di level 15,68%. Direktur Keuangan Bank BII Thilagavathy Nadason menambahkan, BII sudah mereview rancangan aturan baru OJK mengenai modal konglomerasi. Berdasarkan tinjauan perusahaan, rancangan aturan baru tersebut tidak akan sulit untuk dipenuhi oleh perusahaan.


Nah, untuk rasio permodalan Thila mengatakan akan menjaga di level 15% seperti pada semester I tahun ini. “Sekarang masih cukup, kami masih menunggu surat edaran untuk basel 3, jadi kalau itu sudah dikeluarkan kami akan mengkaji ulang tentang rencana pendanaan capital,” ujarnya. Seperti diketahui pada semester I-2015 ini, tercatat BII Finance mencatat pertumbuhan sebesar 37,3% menjadi Rp 4,1 triliun. Sedangkan PT Wahana Ottomitra Multiartha Tbk (WOM) naik 10,8% dari Rp 4,1 triliun pada Juni 2014 menjadi Rp 4,6 triliun pada Juni 2015. “Sampai akhir tahun kami perkirakan kinerja dua anak perusahaan ini akan flat,” kata Thilagavathy.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Hendra Gunawan